KL – Guna memenuhi kebutuhan bahan baku olahan dibangun nya gedung sentral kelapa yang berlokasi di Kampung Mesrai, Desa Resang. Warga Dusun 02 Remik, Desa Marok Kecil berharap Intansi terkait pemerintah Kabupaten lingga kepulauan Riau ( KEPRI) lebih serius menanggapi peremajaan kebun kelapa.
Kita sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah dalam hal ini pemkab lingga melalui Intansi terkait untuk melakukan pengkajian serius terkait persoalan pemerajaan kebun kelapa yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan ekonomi kita.di Kecamatan Singkep Selatan.
“Sejak dari tahun 1973 hingga kini belum ada perhatian serius yang diberikan oleh pemkab lingga terhadap perkebunan kelapa, semua perawatan dilakukan sifatnya masih sistem tradisional dan alami”, ucap Dian salah seorang warga dusun 02 Remik, Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga. Sabtu 25/09/2021.
Seharusnya, dengan dibangunnya yang begitu megah gedung sentral kelapa tersebut, pemkab lingga lebih fokus lagi mengutamakan bagaimana supaya kebutuhan bahan baku olahan tercukupi dengan cara melakukan peremajaan kebun kelapa, karena dengan kekurangan dan keterbatasan bahan baku yang ada, disebabkan usia pohon kelapa puluhan tahun, maka besar kemungkinan wacana untuk kelancaran kegiatan sentral kelapa yang akan dikembangkan tidak bisa berjalan sesuai harapan.
Dian menambahkan, “Kita sebagai masyarakat hanya bisa berharap, ada perhatian pemerintah, itu saja. Dan hingga saat untuk penghasilan panen boleh dikatakan drastis menurun. Hal itu disebabkan beberapa permasalahan seperti disebabkan faktor alam yang mengakibatkan terendam air asin, usia pohon yang sudah cukup tua sehingga mengakibatkan hasil produksi panen menurun, dan termasuk banyaknya jumlah pohon kelapa yang mati”, jelasnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi beberapa waktu lalu, di sentral kelapa berlokasi di Kampung Mesrai, Desa Resang. Saat ini sedang melakukan aktivitas beberapa kegiatan pengolahan yang kesemuanya berbahan baku buah kelapa.
“Saat ini kita sudah menampakkan hasil kerja nyata dari kelompok warga Singkep Selatan yang dibina selama ini, seperti membuat minyak goreng, mebuat sofa, serta cocofeat untuk kebutuhan media tanam”, ujar Ali salah seorang pekerja yang sedang melakukan aktivitas di gedung sentral kelapa.
Selanjutnya, berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh salah seorang sumber yang berperan aktif dalam mensukseskan usaha kecil menengah guna peningkatan ekonomi masyarakat yang enggan namanya dicantumkan dalam pemberitaan menyebutkan.
“Bahan baku untuk pembuatan sofa, cocofeat dan lainnya, kita peroleh dan beli dari para petani kebun kelapa setempat dengan harga satuan Rp. 100,00 (seratus rupiah) perbiji, dan gendala kita saat ini juga ada yakni, boleh dibilang kekurangan bahan baku. Ini masih dalam proses pemantapan bagaimana cara kedepannya untuk mencukupi kebutuhan bahan baku agar aktivitas bisa dilakukan kelompok kerja setiap hari”, jelasnya. (Rilis/ Sam)