KL. Masyarakat Daik Lingga kembali dihantui kesulitan air bersih. Tak heran kesulitan tersebut memaksa masyarakat Daik dan sekitarnya harus mengambil air di saluran pipa PDAM yang ada airnya.
Akibat Kemarau membuat warga Daik Lingga menjadi resah, pipa PDAM penyuplai air dibeberapa tempat sudah masuk angin tanpa air, memaksa warga berkoar kritis terhadap PDAM Daik Lingga, di anggap tidak mampu memngatasi persolan ini.
Yani masyarakat Kampung Gelam Kelurahan Daik Kecamatan Lingga menilai, kejadian seperti ini sudah pernah terjadi setahun lalu, namun pihak PDAM Daik Lingga dianggapnya tidak ada solusi, membuat warga Daik sekitar menderita.
“Siapa yang tak marah,siang dan malam kami dikampung Gelam ini menampung air di saluran pipa yang masih ada airnya. Sementara ini air pipa menuju yang Kampung Gelam sudah satu minggu ini,air tidak mengalir celetuknya.
Dia mengaku, sejak air PDAM tak mengalir ke rumahnya, membuat dia kurang tidur, disiang hari dia harus bekerja untuk menmenuhi kebutuhannya sehari-hari. Malam baru ada waktu mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga
“Kita herankan, kenapa kita masih jatuh kelobang yang sama, padahal kejadian seperti ini sudah terjadi tahun lalu, kenapa pihak PDAM tidak ada antisipasi dan solusi untuk kepentingan orang banyak. Setiap bulan rekening air kita bayar,” gerutunya.
Juga dikatakan Hamdan warga Kampung Melukap, dia juga mengaku, masyarakat Melukap juga sudah satu minggu air PDAM tak mengalir. Memenuhi kebutuhan rumah tangga, kami harus mencari sumber pipa air yang masih ada bahkan, pergi ke sungai, yang jaraknya 5 kilometer,” kata Hamdan.
LSM Lentera Lingga, Iwan sangat kecewa sekali dengan kinerja PDAM Daik Lingga, dia menilai, orang-orang PDAM Daik Lingga bisa bekerja ketika air hujan saja, diwaktu kemarau, mereka tidak bisa mencari solusinya.
“Kalau ditanya pasti alasannya debit air berkurang, akibat kemarau. Alasan ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat.
Masalah ini jangan di anggap enteng, ini kebutuhan vital, jangan sampai kemarahan masyarakat memuncak,” ujarnya berpesan.
Ketua Komisi II DPRD Lingga Khairil Anuar ketika di konfirmasi menuturkan, sejak Daik Lingga kesulitan air Tahun 2014 lalu, komisi II langsung mengganggarkan untuk mengantisipasi masalah kekeringan Air di Daek ini melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU).
“Ini Sudah kita anggarkan seratusan juta lebih, untuk membuat bak penampungan, Sampai sekrang, pekerjaannya tinggal sedikit, coba Komfirmasi dengan pihak Derektur PDAM, dia yang lebih tahu masalah ini,” kata Anuar.
Direktur PDAM Kabupaten Lingga Sazali ketika di konfirmasi menyampaikan, bak penampungan yang dibangun Tahun 2014 lalu sudah Rampung dibangun ,sekaligus telah di lakukan uji coba dan sudah cukup memadai.
“Sebenarnya bak penampungan yang dibuat di hulu lubuk papan sudah bisa di operasikan untuk mengatasi kesulitan air. Karena dua kontak fanel pengatur sistem otomatis listrik terbakar, membuat air tak bisa di alirkan. Sekarang fanel sudah dikirim ke Tanjungpinang untuk dilakukan perbaikan oleh teknisi, dan insyaallah Senin sudah sampai ke Daik, dan kita minta langsung di pasang,” terangnya, Minggu (4/10).
Dia juga mengakui, debit air di dam PDAM sudah berkurang, karena saat ini sedang kemarau. Untuk itu, dia sangat yakin, persoalan air di Daik Lingga dapat teratasi jika bak penampungan yang dibangun dihulu lubuk papan sudah di operasikan.
“Kita tunggu saja fanel itu sudah terpasang. Sebelumnya kita sudah melakukan uji coba, dan airnyapun dapat di aliri kemasyarakat dengan menggunakan mesin,” imbuhnya.
Pantauan dilapangan, hampir semua tempat khususnya di Daik Lingga mengalami kesulitan mendapatkan air dari PDAM. Mereka harus rela menunggu sampai malam menunggu air mengalir, mengambil disungai-sungai, sedangkan orang yang mampu harus membeli air, dengan takaran 200 Liter Rp20 ribu (Mrs/Get)