KL- “Bak penuh, saat itu petugas masih tertidur. Kalau kekuatan Bak sudah tak diragukan lagi. Selain musibah, lokasi pembuatan Bak juga berada di atas tanah timbunan,” ungkap Kepala Desa Mamut Marjono pada media Online Kabarlingga beberapa waktu lalu melalui hp. Dia juga menambahkan pecahnya sarana fasilitas umum Penampung Bak Air Bersih yang dibangun melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu tidak ada unsur kesengajaan, melainkan semata-mata karena Musibah.
Kades Mamut Marjono mengungkapkan, ketika ia memasukkan air ke dalam Bak dengan menggunakan mesin, isi air di dalam penampungan tersebut terlampau penuh. “kemarin sudah bagus dan sudah dipergunakan sekitar kurang lebih 2 bulan, karena Air diisi terlalu penuh membuat bak berukuran 4 X 5 meter terbelah empat. Anggaran sudah tidak ada lagi jadi kami belum bisa memperbaikinya, solusinya akan kita anggarkan pada Alokasi Dana Desa (ADD) nantinya. Kalau bersumber dari APBN sudah tidak ada lagi, terangnya.
Bak penampungan air bersih ini Anggarannya sebesar Rp151 Juta melalui Dana APBN dan dikerjakan masyarakat setempat. “Kalau kita memperkirakan ini musibah, tapi sebagian warga berasumsi lain, mereka beranggapan ini murni kesalahan dalam kontruksi Bangunan, yang jelas kekuatan Bangunan itu tidak sesuai dengan bobot airuntuk ditampung sehingga menyebabkan Bak penampungan tersebut pecah tapi itu tidak masalah, meski tidak ada penampungan kita tetap mengirim air dari mesin penyedot Perigi Bunian ke rumah-rumah warga yang ada di Desa Mamut,” terangnya Kades Mamut (Imm/Sam)