KL- Menyambut investasi bidang pertanian, peternakan dan perikanan, Pemerintah Daerah sudah sudah membuka pendadaftaran bagi Putra Daerah yang memiliki kualifikasi S1
atau berpengalaman di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Saat ini, nama-nama itu sudahpun di kantongi.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Lingga, Rusli Ismail mengatakan, dirinya telah mengantongi sebanyak 52 nama putra daerah khususnya Sarjana S1 di tiga bidang. Namun, sejauh ini, secara khusus belum ada petunjuk teknis, karena ini belum ada kerjasama dengan Dinas terkait.
“Mereka ini menjadi kebutuhan pak bupati, untuk mendukung program kerja beliau seperti perkebunan ubi, sawah serta bidang lainnya yang bakal masuk ke Kabupaten Lingga. Kita dari dinas sudah ada tenaga penyuluhnya,” ungkap Rusli,
Dalam waktu dekat pula, kata Rusli, Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP)
Tanjungpinang, akan mengadakan pelatihan pengadaan penyuluhan di Kabupaten Lingga.
Dia juga mengaku, mereka yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan itu dan sudah terdaftar belum ada naungan, akan tetapi bila Perusahaan membutuhkan, yang bersangkutan sudah siap untuk di terjunkan di bidang tersebut.
“Sekarang kita mencari tenaga penyuluh, dari daftar yang ada sekarang ini, SDM Lingga sudah luar biasa. Dengan 50-an orang ini, untuk Lingga sudah tercaper. Sekarang tergantung kebijakan Pemerintah, kalau tes secara umum sudah barang tentu kita tidak bisa mengambil SDM kita yang telah ada.
Pengakuannya juga, masyarakat Lingga banyak belum tahu negitu jauh tentang pertanian, sehingga ditanggapi biasa-biasa saja. Akan tetapi bagi masyarakat yang mengerti pertanian, ini merupakan hal luar biasa.
“Program penyuluh LPTP, kemungkinan kita mendatangkan transimigrasi, jika masyarakat tidak tanggap, salah-salah akan menjadi penonton, untuk peluang sudah kita berikan terlebih dahulu,” jelasnya.
Dia menyebutkan, di Desa Panggak Darat, dibuka 200 Hektar, petaninya tidak sampai 100 orang, hal ini menurutnya, itu sudah rugi, untuk mencukupi mau tidak mau harus mendatangkan dari luar.
“Apabila memang petani itu orang Sungai Besar tersebut betul – betul sudah jadi, tidak mustahil masyarakat yang tak paham bertani akan merasa iri dan ingin ikut bergabung,” imbuhnya. (mrs/Sam).