Zat Asam Tinggi, Lahan Bukit Langkap Butuh Pupuk Non Organik

Rusli Ismail

KL – Sebanyak 45 hektar lahan sawah di desa Bukit Langkap Kecamatan Lingga Timur masih belum dapat ditanami secara optimal. Hal tersebut dikarenakan kondisi kadar ke asaman tanah yang masih tinggi menjadi kendala pertumbuhan padi.

Kades Bukit Langkap, Sudarmin mengaku kadar asam yang tinggi pada tanah membuat padi kerap gagal panen. Sampai saat ini lahan seluas 45 hektar yang sudah terbangun masih belum optimal pemanfaatannya.

“Kadar asamnya masih tinggi, jadi kami biarkan dulu. Biar rumput tumbuh dulu supaya asamnya habis diserap rumput,” ungkapnya Rabu (12/4).

Tinggi kadar asam pada lahan tersebut, justru menghambat pertumbuhan padi. Sehingga sekarang masyarakat petani Bukit Langkap lebih memilih untuk bertanam palawija. Selain itu perkiraan kondisi panen yang memakan waktu tidak begitu lama yakni 3 bulan juga menjadi alasan petani lebih fokus ke tanaman holtikultura.

“Waktu  panen hanya 3 bulan. Saya juga sudah tidak enak  sama masyarakat kalau terus-terusan di suruh ke sawah, sementara mereka juga butuh biaya hidup. Jadi sekarang mereka lebih fokus berkebun tanaman holtikultura, semacam sayur-sayuran, cabe, jagung dan lainnya. Sebab perputaran ekonomi masih cepat, dengn  panen yang cepat dan dijual cepat,” terangnya.

Menurutnya, tingginya kadar asam di percetakan sawah Bukit Langkap, membuat dua hektar lahan yang tanami padi hasilnya kurang memuaskan, hal itu membuat dia menemui dinas terkait.

“Kita sudah memaparkan pada pertemuan dengan instansi terkait, bahwasannya tanah Bukit Langkap tidak cocok dengan menggunakan pupuk organik tanpa ada pupuk kimia,” jelasnya.

Dia beralasan, masyarakatnya menanam padi di sekitar rumah, hasilnya sangat memuaskan dengan menggunakan pupuk kimia, hal ini menjadi alasan, kalau lahan Bukit Langkap memerlukan pupuk kimia untuk mengurangi zat asam.

“Masalah ini sudah disampaikan, ke instansi terkait, supaya ada pertimbangan dari pemerintah daerah. Memang awalnya bantuan pemerintah cuma pupuk organik, setelah melihat hasil penanaman dua hektar, lahan kita tidak cocok menggunakan pupuk organik,” tuturnya.

Katanya lagi, saat ini lahan sudah terbuka 45 hektar, 6 hektar diantaranya sudah di tanam dan  2 hektar sudah ditanam beberapa bulan lalu, sedangkan 4 hektar  sudah agak di tanam, akan tetapi pertumbuhannya kurang memuaskan akibat zat asam.

“Baru-baru ini, pak bupati melihat langsung lahan yang sudah ditanam bersama instansi terkait, mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah supaya padi yang ditanam menuai hasil yang maksimal,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten H Rusli Ismail menuturkan, masalah zat asam di lahan percetakan sawah Bukit Langkap memang benar adanya, akan tetapi pihaknya sudah menemui solusinya, agar zat asam bisa di netralisir.

“Kita sudah ada solusinya, dengan menggunakan zat kapur delomit, dengan zat ini, zat asam akan luntur dan baru bisa ditanami lahan Bukit Langkap,” paparnya melalui seluler.

Dia menambahkan, karena hasil panen berkapasitas untuk ekspor, maka pihaknya tidak menggunakan pupuk kimia, harus menggunakan pupuk organik.

“Kita tidak menggunakan pupuk kimia, prioritas kita menggunakan pupuk organik. Pastinya kita sudah menemukan solusinya, kita harap petani tidak merasakan masalah itu,” pungkasnya. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


− tujuh = 0

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.