KL- Demi pembenahan minat sekolah anak-anak di Kabupaten Lingga khusus diwilayah pulau dan wilayah-wilayah terpencil, Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga telah menyiapkan program masuk sekolah gratis di tingkat SD dan SMP Negeri se-Kabupaten Lingga.
Program ini akan dijalankan pada tahun ajaran baru Juli 2017 mendatang dengan alasan demi membantu keterpurukan ekonomi orang tua yang kesulitan dalam membiayai pendidikan anaknya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga H Kasiman mengaku sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp3 Miliyar lebih dengan asumsi setiap anak lengkap dengan seragam dan kebutuhan sekolah lainnya yakni berkisar 1,4 juta satu anak.
“Kalau kita lihat dari minat anak ingin bersekolah sangat lelah baik. Anak kita tidak mengenyam pendidikan kemungkinan disebabkan faktor ekonomi, sehingga pendidikan anak terbaiknya,” ungkapnya,
Selain itu, hal lain yang berpengaruh pada dunia pendidikan anak adalah sarana prasarana, seperti penunjang yang minim hingga menyebabkan anak-anak ditempat yang jauh dari lokasi sekolah atau yang tinggal diwilayah pesisir kehilangan minat sekolah dan kehilangan kesempatan untuk belajar.
“Mereka lebih memilih untuk bekerja banting tulang diusia yang belum layak untuk bekerja. Adanya program ini akan menjadi salah satu cara menarik minat anak maupun orang tua menyekolahkan anaknya,” terangnya.
Berbicara permasalahan pendidikan masyarakat Lingga di pesisir, Dinas Pendidikan juga berupaya memenuhi kebutuhan sarana prasarana penunjang pendidikan.
“Untuk wilayah pulau atau pesisir yang belum cukup dalam kriteria pembangunan gedung sekolah, kami akan menyediakan transportasi khusus pelajar ke sekolah terdekat,” tuturnya.
Lanjut Kasiman, pihaknya telah menganggarkan 6 buah pompong untuk transportasi pelajar, penempatannya akan dilihat berdasarkan wilayah yang paling membutuhkan. Harapannya dengan upaya ini dapat membangkitkan gairah sekolah bagi anak-anak pesisir.
“Dengan cara seperti ini kita akan bangkitkan semangat pendidikan anak di Kabupaten Lingga, terutama anak-anak di pesisir pulau Lingga,” pungkasnya. (mrs/Sam)