Dianggap Masih Statnan, SMPN I Lingga Butuh Renovasi Pemerintah 

IMG-20180108-WA0003Kl- SMPN I Lingga perlu mendapat perhatian pemerintah daerah, apa lagi sekolah yang berada di tengah-tengah ibu kota tersebut harus menjadi prioritas karena masih banyak kekurangan dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Lingga.
Kadari Kepala SMPN I Lingga mengatakan, ada tiga ruang belajar perlu di rehab, satu perpustakaan dan WC. Sekarang ini pihak sekolah berharap supaya sekolah yang telah banyak mencetak generasi, bahkan banyak telah menjadi pejabat teras di Kabupaten Lingga dapat di renovasi sebaik mungkin agar memenuhi standard.
“Sekarang tiga ruang belajar itu masih kami gunakan, tapi sudah seharusnya di renovasi, karena sudah terlalu tua, uzur, bahkan kurang nyaman di tempati anak-anak yang sedang belajar, selain ruangnya kecil, sudah terlihat usang dan sebagian bangunan sudah usang,” ungkapnya, Sabtu (6/1).
Dia juga mengaku, sebelumnya pihak sekolah sudah menyampaikan masalah ini ke instansi terkait, dan tim dari dinas sempat turun dan melihat langsung kondisi sekolah dan akan merenovasi ruang belajar yang di maksud.
“Kalau berdasarkan rombel kita memiliki 12 ruang belajar dengan jumlah siswa 374, dengan masing-masing kelas berjumlah 32 jiwa. Karena sekolah termasuk di ibu kota setiap tahun banyak di minati siswa,” terangnya.
Lanjutnya, SMPN I Lingga di bangun Tahun 1956 tersebut sampai hari ini masih banyak kekurangan terutama dalam pembangunan fisik masih belum memenuhi standar, karena masih banyak kekurangan-kekurangan.
“Kami juga memerlukan ruang bahasa dan ruang komputer, tapi kita masih terkendala lahan. Kalau mushola kami anggap perlu, setiap waktu zuhur anak-anak tidak keluar sekolah, dan sulit di kontrol,” paparnya.
Kalau untuk tenaga pengajar dan TU, SMPN I Lingga sudah cukup dengan jumlah 20 PNS dan 2 honorer. Lagi-lagi dia menyebut lagi, masalah ruang belajar yang ada terlalu panas dan gerah bagi guru dan pelajar dalam menjalani proses belajar mengejar.
“Berarti di ruang belajar paling tidak ada kipas anginnya, kalau tidak kapan anak-anak dapat berkosentrasi dalam belajar. Ini juga perlu di perhatikan, supaya sekolah kita ini memenuhi standard,” imbuhnya. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


8 − enam =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.