KL – Udin salah satu Putra Pancur Kecamatan Lingga Utara mengharapkan pemerintah daerah menertibkan atau membuat area farkir roda dua dan roda empat di beberapa titik Pancur, yang di anggapnya samurawut dan kurang perhatian pemerintah.
Menurutnya, Pancur sudah seharusnya di buat tempat farkir kendaraan yang selama ini di anggapnya kurang tertata rapi dan terkesan kumuh, membuat pemandangan tidak indah di pandang mata.
“Kita berharap pemerintah kecamatan dan daerah dapat kiranya bersinergi untuk membuat area farkir di persimpangan tiga Gereja Pancur. Di situ saya anggap sangat strategis sekali,” ungkap Udin,
Selama ini dia menilai, seiring berjalannya waktu, Pancur akan sering sekali di kunjungi Tamu-tamu dari luar sehingga membuat jalan menuju pasar menjadi sempit, disebabkan tidak teraturnya kendaraan di jalan masuk pusat perbelanjaan yang menghambat para pengunjung ingin berbelanja.
“Saya bimbang takut terjadi tabrakan, antara pengendara dan pengunjung, apa lagi ketika ada turnamen, kendaraan tidak teratur dan sangat mengganggu sekali setiap orang ingin masuk ke area perbelanjaan,” imbuhnya.
Sementara Camat Lingga Utara Kimat Awal, ketika di konfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat dengan Dinas Pendapatan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga di Dabo Singkep, dan membahas permasalahan retribusi daerah.
“Permasalahan ini sudah kita bahas dengan Dinas Perhubungan tentang permasalahan farkir di Pancur, untuk dua titik lokasi. Dalam waktu dekat, dishub akan turun sekaligus melakukan survei lokasi untuk retribusi daerah,” ujarnya.
Dia mengaku dua titik itu sudah menjadi dalam agenda rapat, yaitu simpang gereja dan pasar lama. Layak tidak layaknya, akan di tentukan pemerintah dengan dinas yang berurusan dengan retribusi daerah setelah melakukan survei kelapangan nantinya.
“Permasalahan farkir akan di lihat dulu, kalau masalah retribusi masuk pelabuhan Pancur tetap dilakukan penarikan, dan akan menjadi sumber pendapatan daerah nantinya, seperti pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kabupaten Lingga termasuk Senayang,” tutur Kimat, menyampaikan hasil rapatnya dengan instansi yang terkait kala itu.
Masalah ini juga akan dia koordinasikan dengan Kelurahan Pancur. Kalau menurut dia, masalah farkir untuk saat ini di Pancur di anggapnya belum layak, karena masih minimnya fasilitas.
“Memang serba sulit, ketika ada acara keramaian, memang kendaraan di Pancur terlihat banyak bahkan terkesan tidak terurus karena tidak ada petugas yang mengatur. Tapi kita tunggu hasil surveilah, layak tidaknya. Kalau retribusi pelabuhan, untuk Pancur-Tanjungpinang Senayang tetap akan di berlakukan,” pungkasnya. (Red)