KL.- Sekolah Dasar Negeri (SDN) 038 Linau Batu Desa Tanjung Kelit Kecamatan Senayang banyak kekurangan fasilitas belajar mengajar guru, membuat proses belajar tidak maksimal
Rahmat Kepala SDN 038 Linau Batu mengaku, sekolah yang di pimpinnya banyak kekurangan fasilitas dalam proses belajar mengajar guru dan siswa, hal tersebut menghambat tanggung jawab guru terhadap siswa.
“Kami cuma memiliki dua lokal, itu di bagi tiga kelas sesuai dengan rumbel. Kalu bicara sulit memang sulit, karena satu lokal sampai tiga kelas,” ungkap Rahmat, Selasa (24/7).
Katanya lagi, buat sementara majelis guru menyulap wc, supaya majelis guru yang terdiri dari tiga pegawai negeri dan dua honor sekolah memiliki ruangan ketika jam istirahat mengajar.
“Lokal cuma ada dua di bangun, wc ada delapan. Jadi saya juga tidak tahu kenapa berlebihan wc, apa lagi saya baru dua bulan di tugaskan di sini sebagai kepala sekolah,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan, tidak adanya perumahan guru di SD Linau Batu membuat para pengajar merasa sulit. Guru PNS ada yang tinggal di Baran, Senayang dan dia sendiri tinggal di Tanjungkelit. Dua guru honor tinggal di Linau Batu karena sudah memiliki rumah sendiri.
“Belum adanya perumahan guru, kami setiap hari datang ke sekolah menggunakan kendaraan laut (pompong), ini sudah barang tentu menghambat tanggung jawab kami sebagai pendidik,” paparnya.
Kata pria yang sebelumnya pernah menjadi Plt Kepala Sekolah 038 Linau Batu Tahun 2012 yang lalu, Tahun 2018 ada anggaran seratusan juta lebih untuk penambahan lokal, mengingat anggaran tidak sesuai dengan medan yang akan di bangun, maka pembangunan itu di alihkan ke SDN yang lain.
“Luas area sekolah 1 Hektar, tapi 80 persennya di atas laut, 20 persen darat itupun di perbukitan. Jadi pembangunan harus di atas laut, dengan cara membeton tongkat supaya dapat mendirikan.lokal secara permanen,” paparnya.
Sekolah yang terdiri dari 52 siswa/siswi tersebut mayoritas anak-anak Komunitas Adat Terpencil (KAT), namun fasilitas belajar sangat jauh dari harapan seperti SD yang ada di Kabupaten Lingga pasa umumnya .membuat para guru kewalahan dalam proses belajar mengajar
“Satu lokal di bagi tiga kelas, bagaimana cara mengajarnya. Jujur anak-anak dan guru pasti tidak dapat terfokus dalam belajar dan mengajar. Kita harap ada perhatian pemerintah supaya ada penambahan lokal belajar di SDN 038 Linau Batu,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga Junaidi Adjam ketika di konfirmasi mengaku sudah mengetahui Kekurangan fasilitas khususnya lokal belajar di SDN 038 Linau Batu.
Terkait masalah itu dia juga mengaku kalau tim Tata Kelola Sekolah Dasar (Takola SD) Dinas Pendidikan Lingga sudah turun ke lokasi, serta sekolah-sekokah dasar lainnya untuk mendata SD yang ada di Kabupaten Lingga yang masih kurang ruang belajarnya.
“Setelah kita data semua, kita akan jemput bola ke pusat melalui DAK. Perlu kita akui, memang masih banyak ruang belajar yang perlu kita perhatikan, mudah-mudahan dengan data kita peroleh dapat menyedot anggaran dari pusat demi pendidikan di Kabupaten Lingga,” tuturnya.
Dia juga mengaku, secara pilosofi anak-anak yang menimba ilmu di SDN 038 Linau Batu mayoritas anak-anak Suku KAT Kabupaten Lingga, yang hidupnya memang di atas laut, maka pembangunan sekolah juga harus di atas laut.
“Memang pembangunan sekolah kita buat di atas laut, secara psikologis anak memang hidup di atas laut. Kami dari dinas akan membangun ruang belajar di atas laut, supaya anak-anak kita disana mudah beradaptasi dengan alamnya,” katanya.
Disinggung masalah perumahan guru, dia mengaku pihaknya lagi fokus dengan pembangunan ruang belajar mengingat proses belajar anak, kedepan juga di fikirkan masalah perumahan guru.
“Memang permasalahan pembangunan perumahan guru yang ada cuma di tingkat SD saja, tapi akan kita usahakan juga, supaya pembangunan itu juga dapat di realisasi tentunya,” pungkasnya. (mrs).