Bapenda Rapat Optimalisasi PAD Kabupaten Lingga.

KL – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Lingga bersama Tim Optimalisasi Pendapatan Daerah melakukan rapat koordinasi Optimalisasi PAD pada Selasa (10/12) tadi di Dabo. Kepala Bapenda Lingga, melalui sekretarisnya Mulkan Azima, mengatakan kalau proyek pembangunan yang ada saat ini belum maksimal sepenuhnya untuk memperbagus objek-objek wisata yang ada.
“Potensinya banyak untuk PAD, cuma masih mentah. Artinya, proyek untuk pembangunan belum maksimal untuk membaguskan tempat-tempat objek wisata kita. Seperti Pulau Berhala, air panas, kemudian Batu Ampar, pantai-pantai yang ada di Lingga, belum maksimal. Kalau itu di maksimalkan, apalagi kalau kita ada satu saja resort masuk, Insyaa Allah, dongkrak PAD kita akan luar biasa. Padahal kalau pantai-pantai untuk resort di Lingga ini, cukup banyak. Tetapi sampai saat ini belum terealisasi, belum ada. Nah, itu penyebabnya. Kalau itu ada, saya yakin, kita akan melebihi Bintan,” kata Mulkan Azima.
Mulkan Azima mengatakan, meski saat ini PAD Kabupaten Lingga masih di bawah kabupaten/kota lainnya di Kepri, namun pihaknya menargetkan akan dapat menyamai beberapa kota yang ada.
“Banyak hal yang perlu kita perbaiki ke depannya. Nah, Tim Optimalisasi Pendapatan Daerah inilah saluran kita untuk meningkatkan PAD yang terdiri dari seluruh OPD penghasil. Kalau kami hanya koordinator. Saat ini memang kita akui, PAD kita di bawah kabupaten/kota lainnya di Kepri, tetapi Insyaa Allah di tahun 2020 ini, berdasarkan target, kita akan menyamai Natuna dan Anambas. Target kita di tahun 2020 itu, Insyaa Allah, mencapai Rp39 miliar,” jelas Mulkan.
Untuk itu, Mulkan berharap pembangunan yang ada nantinya akan berpihak ke objek-objek penghasil PAD Lingga.
“Kita berharap ke depannya, proyek pembangunan kita ini akan berpihak ke PAD. Maksudnya, perbaguskanlah objek wisata itu. Kemudian, Tim Optimalisasi Pendapatan Daerah yang dibentuk oleh bupati ini, bergerak. Kalau ini bergerak, potensi yang saya maksudkan nantinya dibaguskan, artinya tidak mentah. Potensi yang menghasilkan PAD itu, kita prioritaskan. Kalau yang lainnya, kita berharap pada BUMD, bisa mengembangkan usaha-usaha yang mendatangkan hasil yang akhirnya nanti dapat memberikan keuntungan, dapat memberikan kontribusi ke PAD kita,” kata Mulkan.
Selain itu, terhadap OPD penghasil, Mulkan juga berharap OPD terkait bisa lebih berkomitmen dan proaktif dalam mendatangkan PAD.
“Rencana yang kita bicarakan, baik arahan dari bapak bupati, Sekda, maupun Tim Optimalisasi Pendapatan Daerah juga, Insyaa Allah kalau semuanya bertekad dan berkomitmen untuk meningkatan PAD, Insyaa Allah target yang Rp39 miliar akan tercapai. Kita tetap akan melakukan rapat Optimalisasi Pendapatan Daerah ini, tiga bulan sekali. Memang di sana-sini masih banyak kelemahan, kita harapkan ke depannya Tim Optimalisasi Pendapatan Daerah ini lebih komitmen dan aktif dalam hal mencari celah-celah atau sumber-sumber PAD. Kita berharap juga, OPD terkait juga lebih komitmen dan proaktif dalam hal mendatangkan PAD. Karena kalau kami Bapenda ini, hanya koordinator, mengkoordinir penerimaan OPD penghasil,” papar Sekretaris Bapenda Kabupaten Lingga ini.
Sedangkan Sekda Lingga, Juramadi Esram yang hadir saat pembukaan rakor tersebut, sangat mendukung kegiatan yang ada.
“Kita sebagai pemerintah daerah, tentunya sangat mendukung kegiatan ini, karena inikan merupakan upaya-upaya yang kita lakukan untuk meningkatkan PAD. Karena itu saya datang untuk memberikan dukungan, dorongan, dan memberikan pemahaman, kira-kira sektor apa saja yang masih bisa kita tingkatkan yang selama ini belum optimal. Saya sudah sampaikan, salah satunya sektor pariwisata. Masih ada objek pariwisata yang pendapatannya masih belum begitu terkelola dengan baik,” kata Sekda Lingga kepada pihak media.
Selain itu Sekda Lingga juga mengatakan kalau PAD yang dihasilkan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), masih rendah.
“Untuk PBB kita, masih rendah. Sementara yang punya rumah, tanah se-Kabupaten Lingga ini, berapa banyak. Termasuk juga parkiran yang selama ini masih manual. Kita bisa cari pola-pola, apakah dikontrakkan,” kata Sekda Lingga.
Juramadi juga menambahkan kalau terkait PBB, memang belum menjadi perhatian di tingkat desa atau kelurahan.
“Ini memang belum menjadi perhatian, baik di desa-desa maupun di kelurahan. Maka itu, tadi saya minta untuk dilakukan rapat kerja atau rapat koordinasi, undang semua desa, lurah untuk betul-betul membahas semua masalah PBB. Mungkin nanti kita bisa mendatangkan narasumber dari luar. Karena potensi PBB, itu paling besar. Insyaa Allah, tahun depan, kita akan dorong Bapenda ini agar PAD naik. Kalau tidak ada upaya-upaya yang intensif, ya, susah untuk mencapai. Tetapi kita tetap optimis dengan potensi-potensi yang ada, baik di sektor pertambangan, kita yakin Rp39 miliar bisa, bahkan Rp40 miliar lebih,” kata Juramadi Esram.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Raja Fahrurrazi, mengatakan kalau banyak sumber PAD yang belum tergali dengan maksimal.
“Ada 2 sumber sekarang ini, sumber yang berada di dalam Kabupaten Lingga itu sendiri dan dari luar yang akan kita bawa ke dalam. Di Kabupaten Lingga itu sendiri, kita akan upayakan untuk menggalinya lebih mendalam lagi, lebih efesien lagi. Sehingga objek-objek pajak atau objek-objek PAD itu dapat kita ambil, tidak hilang. Banyak yang kita lihat, sumber-sumber itu belum tergali dengan maksimal. Kalau yang dari luar itu, mungkin ada investor yang akan masuk, menanamkan sahamnya di sini. Kemudian sektor pariwisata, kemudian dengan ajang wisatawan ke sini,” kata Raja Fahrurrazi.
Terkait dengan PAD, Raja Fahrurrazi mengatakan kalau capaian mereka dengan kunjungan wisatawan, sudah melewati dari target yang ada.
“Untuk tahun ini, target kita sebenarnya cuma 16.340 wisatawan. Tetapi yang sudah kita capai sampai bulan Oktober, belum masuk ke bulan November dan Desember 2019 ini, sudah 21 ribu. Tetapi kita tidak boleh berhenti sampai di situ. Target kita untuk PAD retribusi itu sekitar Rp200 juta. Kalau kemarin itu, cuma sekitar Rp128 juta. Kita sedang mencapai Rp201 juta, sekarang. Kalau untuk kunjungan wisatawan, target kita 200 ribu,” kata Raja Fahrurrazi.
Raja Fahrurrazi juga menjelaskan kalau sudah banyak even yang ada dalam mempromosikan Kabupaten Lingga.
“Memang kalau masyarakat melihat, seolah tidak ada apa-apanya. Tetapi sebenarnya ini sudah bergerak semua. Sudah banyak even yang berkembang yang kita buat, mancanegara. Termasuk Festival Gunung Daik, 6 negara yang mengibarkan bendera di puncak Gunung Daik ini karena 1 filosofi dengan satu target kita, bahwa Lingga ini dijadikan target negara-negara Melayu. Ini adalah strategi kita mempromosikan Lingga untuk mendatangkan mereka ke Kabupaten Lingga,” jelas Raja Fahrurrazi.
Namun, Kadis Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lingga ini juga menjelaskan beberapa permasalahan yang ada.
“Kemudian problem yang kita dapati di sini, travel-travel agennya ini tidak muncul, tidak ada. Boleh dikatakan tidak ada yang memproduksi wisatawan. Tidak seperti di Batam dan Bintan. Transportasi juga. Kalau di Batam dan Bintan, kapan orang datang, 1-2 jam sampai. Kita di sini, mereka harus ke Batam, ke Tanjungpinang dulu, baru sampai di sini. Problem itu harus teratasi, begitu juga dengan Jambi dan Berhala. Pulau Berhala kan sudah mulai muncul. Lebaran kemarin sudah hampir 4.000 orang yang masuk. Sekarang kita sudah membuat SK THL di sana untuk memungut (retribusi-red) dan kita tinggal menunggu Perbup untuk siapa yang masuk ke situ harus membayar retribusi. Di sini akan ada nilai positifnya untuk meningkatkan PAD kita,” kata Raja Farrurrazi kepada pihak media. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


lima × 1 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.