KL- Kepala Cabang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Daik Lingga meminta pemerintah daerah serius dalam menangani permasalahan bak penampungan air minum yang berlokasi di Simpang Dua Sungai Gunung Daik.
Untuk melayani sebayak 1600 pelanggan, PDAM telah membangun dua dam atau bak untuk menyuplay air Gunung Daik ke masyarakat Daik sekitar. Sekarang ini, salah satu dam mengalami rusak serius (bocor) dan memerlukan perbaikan atau rehab kembali supaya dapat di manfaatkan secara maksimal.
Kepala PDAM Cabang Daik Lingga Hidayat mengatakan, untuk melakukan perbaikan tersebut, pihaknya sudah dua kali menyurati secara resmi ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU), namun sampai sekarang hanyut entah kemana, dan sampai sekarang kondisi dam tempat penampungan air bersih tersebut sudah semakin kritis.
“Tahun 2014 yang lalu, kami sudah laporkan masalah ini ke dinas terkait. Alahamdulillah di tanggapi, tapi sampai sekarang, tidak ada tindakan sama sekali, semantra PDAM merupakan salah satu aset daerah,” celetuknya, Sabtu (30/12).
Ini Membuat dia merasa bimbang, dua DAM yang telah di bangun, di Air Terjun Tanda dan Simpang Dua memerlukan perhatian pemerintah. Kalau di Air Terjun Tanda, air sudah tidak lancar lagi dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kalau terjadi kemarau.
Kalau di Simpang Dua, sambungnya, merupakan dam central. Apa bila musim kemarau, air akan cepat kering akibat bocor di beberapa titik. Ini akan mengancam kesulitan warga mendapatkan air bersih dari PDAM nantinya.
“Yang Kami risaukan, ketika musim kemarau, air tidak dapat tertampung dengan maksimal, sekarang kedalaman air cuma 30 Centi Meter, akibat bocor. Akan tetapi bila bak penampungan air tersebut di benah kembali, air di dalam dam akan selalu ada.meskipun musin kemarau.stok air untuk kebutuhan masyarakat tetap tersedia.
Dia mengaku, DAM Simpang Dua, merupakan sumber air bersih yang tidak akan pernah kering meski di landa kemarau panjang. Tapi kalau tidak di tangani pemerintah secepatnya, akan mengancam kekeringan bagi masyarakat Daik.
“Kami sudah berusaha yang terbaik buat masyarakat sebagai pelanggan air bersih, akan tapi pemerintah kami anggap tidak tanggap. Jika kekeringan terjadi, yang jadi sumpah sarapah masyarakat pegawai PDAM, bukan mereka (pemerintah),” gerutunya.
Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPU-PR) Kabupaten Lingga Sumarno mengatakan, dia berjanji akan menindak lanjuti informasi yang disampaikan, mengingat masalah tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Saya akan koordinasikan dengan Kabid Cipta Karya DPU-PR Lingga, supaya apa yang disampaikan dapat kami tindak lanjuti. Dalam dua minggu kedepan, saya mengajak Kabid CK dan pihak PDAM Daik kelapangan supaya masalah ini dapat di tindak lanjuti,” ungkapnya, Minggu (31/12).
Dia juga mengaku, kalau air PDAM terkadang tidak macet di wilyah tempat tinggalnya (Cening). Pada Tahun 2018, meski anggaran tidak besar, tapi untuk melakukan rehab atau perbaikan akan di prioritaskan, agar masyarakat sebagai pengguna air bersih tidak mengeluh, bila terjadi musim kemarau.
“Memang proposal dari PDAM Cabang Daik Lingga ada masuk ke DPU-PR terkait kerusakan dam air bersih. Kita upayakan secepatnya kita tangani, dan melakukan pengecekkan ke lokasi terlebih dahulu,” imbuhnya. (Mrs/Sam)