Demi Pendidikan Kadis Pendidikan Lingga Cari Lima Orang Tua Asuh Anak. Salah Satu Orang Tua Asuh Anak Mantan Kapolres Lingga AKPB Ucok Lasdin Silalahi

IMG-20180712-WA0009KL – Lima anak lulusan Sekolah Dasar (SD) hampir pupus harapannya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat. Awalnya kelima anak tersebut tidak berminat ingin melanjutkan, karena faktor ekonomi dan minat orang tua tidak kuat membuat kelima anak enggan melanjutkan pendidikannya lagi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga Junaidi Adjam mengetahui informasi tersebut, langsung mengambil langkah supaya anak yang masih usia belajar tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
“Kelima anak itu lulusan dari SD Tanjung Paku Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat. Harapan anak itu hampir pupus, karena ekonomi orang tua kurang bagus, di tambah orang tua tidak berminat menyekolahkan anak sehingga pihak anak terkibtaminasi dengan orang tua,” ungkap Junaidi, Rabu (11/7).
Supaya pendidikan dan masa depan anak tidak terhenti di tingkat SD saja, Junaidi membujuk anak dan pihak orang tua supaya anak dapat meneruskan pendidikan ke tingkat SMP dengan cara mencari masyarakat Lingga yang ingin membiayai anak atau mencari orang tua asuh.
“Selasa (10/7) tim kita dari Dinas Pendidikan turun langsung ke Teluk Paku, alhamdulillah setelah di bujuk ke lima anak itu ingin melanjutkan sekolahnya, meski orang tuanya tidak mampu, tapi para orang tua anak mengikhlaskan melanjutkan pendidikannya,” kata Junaidi.
Disamping itu pula, Junaidi berusaha mencari orang tua asuh anak, karena orang tua mereka tidak mampu menyekolahkan anaknya lagi, apa lagi jarak SMP dari Teluk Paku amat jauh dan anak harus ngekos disana karena rentang kendali.
“Alhamdulilah kelima anak ada yang ingin membiayai, seperti mantan Kapolres Lingga AKBP Ucok Lasdin Silalahi dan Kapolsek Singkep Barat, masih ada juga yang lain ingin membantu,” jelasnya.
Menurut Junaidi, kalau masalah masuk SMP Pemkab Lingga punya program gratis masuk SD dan SMP melalui dana Bosda yang menggratiskan pakaian sekolah, hingga kelengkapan lainnya, anak cuma belajar saja.
“Perlu di biayai, kebutuhan hidup sehari-hari anak, biaya kos. Kalau untuk pakaian dan kelengkapan sudah di tanggung daerah sesuai dengan program Pemkab Lingga. Anak-anak sudah bersedia tinggal di kos, karena rentang kendali dari tempat tinggal ke sekolah teramat jauh,” tuturnya.
Membuat dirinya sedikit miris, anak masih di usia belajar tersebut sudah bawa orang tuanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Dengan usia terlalu dini, dia merasa tidak wajar, karena cita-cita anak akan terhenti ijazah SD, sementara perjalanan hidup anak masih panjang.
“Masalah ini juga sudah saya koordinasikan dengan Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar, dan mendapat respon dari beliau, bahkan wabup berkeinginan memondokkan anak-anak itu di Batam. Tapi saya akan koordinasikan lagi, kalau dari pihak orang tidak ada masalah lagi, mereka menuruti saja jika anak mereka ingin melanjutkan pendudikannya,” imbuhnya.
Sementara Kepala Desa Marok Tua Saparudin mengaku belum mendapat informasi terkait adanya lima anak Tanjung Paku Desa Marok Tua yang orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anak ke tingkat SMP.
“Saya belum mendapat laporan dari RT RW adanya informasi ini. Biasanya yang sudah-sudah tetap memberi tahu, saya tetap membantu secara pribadi, asalkan anak ingin sekolah,” kata Saparuddin, Rabu (11/7).
Ceritanya, jarak Tanjung Paku ke Resang, melalui darat sekitar 7 Kilometer, jalannya berbukit-bukit, bila turun hujan, jalan licin dan berlumpur, terkadang anak pergi kesekolah sering terjatuh dan balik lagi ke Tanjung Paku dalam keadaan kotor.
“Memang jalan menuju Resang penuh tantangan, terutama bagi anak ingin ke sekolah SMP melalui darat. Kami sudah beberapa kali mengusulkan jalan itu ke pemerintah daerah tapi belum ada realisasi,” tuturnya.
Mayoritas Masyarakat Tanjung Paku bekerja sebagai nelayan, faktor ekonomi juga membuat orang tua anak tidak sanggup menyekolahkan anaknya di tingkat SMP setelah anak mereka lulus di SDN 014 Tanjung Paku.
“Memang masalah ekonomi menjadi penyebab utama di samping akses jalan. Kalau bicara lima anak itu, saya sebagai kepala desa belum mendapat informasi. Jarak Marok Tua ke Tanjung Paku 13 Kilometer, jalannyapun sangat tidak bagus dan sulit di lalui, mungkin terputusnya komunikasi hingga informasi ini luput dari saya,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


− delapan = 1

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.