KL – Tanpa menunggu pembangunan dari Pemerintah Daerah melalui Instansi terkait, Kepala Desa Kelumu Kecamatan Lingga akhirnya memanfaatkan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) melakukan peningkatan jalan Kelumu menuju Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Jarak Kelumu ke Pemukiman Suku Laut (KAT) berkisar 1,2 Kilometer. Sebelumnya Daerah tersebut tidak ada jalan, seluruh aktivitas harus melalui jalur laut. Tahun 2008, sebelumnya jalan dari Kelumu menuju pemukiman KAT di buka melalui Program Percepatan Pembangunan Desa/Kelurahan (P3DK), tetapi sekarang ini jalan tersebut sudah bertambah parah, tanpa ada kelanjutan dari Pemerintah Daerah.
Belum adanya tanda-tanda dari Pemerintah Daerah untuk Pembangunan peningkatan jalan Desa Kelumu untuk menuju pemukiman suku laut, membuat Kepala Desa Kelumu dan masyarakat berinisiatif melakukan peningkatan jalan menuju lokasi suku laut, supaya aktivitas masyarakat suku laut tidak terhambat.
Mahadan Kepala Desa Kelumu ketika ditemui menuturkan, anggaran pusat (DD) dan daerah (ADD) mereka manfaatkan untuk peningkatan jalan menuju suku adat terpencil (suku laut). Selama ini jalan yang di buka melalui P3DK sangat memprihatinkan, dan belum ada suport dana dari pemerintah.
“Jika menunggu perhatian pemerintah, jalan masuk menuju ke suku laut kian Hari mangkin bertambah parah. Dan sekarang mereka sudah memiliki 42 Kepala Keluarga, dan Anak-anak mereka bersekolah melewati jalan itu menuju SDN 014 Lingga di Desa Kelumu,” terangnya,
Dikatakan, untuk tahap pertama, dengan Anggaran sekitar Rp800 Juta lebih tersebut akan dilakukan pemasangan tembok penahan tanah (Batu miring), Drainase, penimbunan tanah setinggi 80 Centi Meter dan semenisasi sekitar ratusan meter
“Ketinggian jalan 80 Centi Meter supaya pada Musim Angin Utara, Air laut tidak naik kejalan. Dengan Sistem Pekerjaannya kita bagi menjadi tiga paket pekerjaan, yang di kerjakan masyarakat setempat,” terangnya.
Mahadan juga mengaku, meski pekerjaan semuanya tidak Terialisasi secara Permanen, pihak Desa mendahulukan Drainase, Tembok penahan Tanah, dan penimbunan. “sementara ini Semeninasi,akan kita buat ratusan meter dahulu , dan selanjutnya akan Kita maksimalkan pada tahun berikutnya dengan anggaran yang sama,” ujarnya.
Ia Juga menuturkan , salah satu pekerja yang ada di lokasi, bila jalan ini tidak di perhatikan, akan menimbulkan kesulitan bagi suku KAT yang ada di Dapur Arang. Setiap ingin berbelanja untuk kebutuhan se Hari-hari dan anak-anak mereka kesekolah menggunakan jalan ini, meskipun agak jauh berjalan kaki.
“Bila musim hujan, jalan akan berlumpur, anak-anak suku KAT terpaksa harus menjinjing sepatu pergi ke sekolah. Bahkan, sebelum sampai ke sekolah pakaian anak-anak suku KAT sudah kotor terkena lumpur,” kata Diman.
Dia juga mengaku, adanya pekerjaan proyek jalan, masyarakat merasa terbantu, karena hampir seluruh pekerja adalah orang Desa Kelumu. Baik penyediaan material, hingga ke pembuatan Drainase dan Batu Miring, dengan Harganyapun terjangkau.
“Kalau Proyek dari Pemerintah, Uang sebesar Rp800 Juta itu tentu tidak cukup. Karena ini Proyek Desa, sudah barang tentu ada swadaya masyarakat, maka pekerjaan ini dapat berjalan sesuai dengan kesepakatan,” imbuhnya. (mrs/Sam)