KL – Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di DPR RI memberi dukungan kepada Kabupten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, atas upaya daerah itu mengusulkan Sultan Mahmud Riayat Syah III menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.
Fraksi Nasdem melalui salah seorang anggota komisi VI DPR RI Nyat Kadir, di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (15/6), menghadirkan pemerintah Daerah setempat dan pakar sejarah serta budaya melayu, dalam sebuah diskusi khusus.
“Kami melihat masyarakat Kepri, khususnya Kabupaten Lingga, merasa Kesultan ini layak diberi gelar pahlawan Nasional. Karena itu Sultan ini layak kita perjuangkan,” kata Nyat Kadir saat membuka diskusi di ruang Media Center DPR RI.
Secara Pribadi, Nyat Kadir melihat sosok kepahlawanan Sultan Mahmud dari berbagai dimensi, terutama soal kegemilangannya menerapkan strategi menghalau Belanda dengan grilya laut. Beliau juga konsisten menjaga setiap jengkal wilayah kedaulatan kesultanan dari rongrongan Belanda.
“Saya kira tidak banyak pejuang di nusantara ini yang memiliki strategi grilya laut seperti beliau. Inilah saatnya pemerintah hargai pahlawan yang berjuang ratusan tahun lalu, apalagi pada saat sekarang visi pemerintah ingin angkat wilayah kemaritiman sebagai potensi Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu bukti sejarah, dia mennyebutkan, pada tahun 1787 saat Belanda menduduki Ibukota kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang sekarang disebut Tanjung Pinang, Sultan Mahmud dengan bantuan persenjataan armada laut dari Raja Sabah hampir 90 kapal dengan pasukan 9000 tentara berhasil mengusir Belanda. Siasat Sultan seperti itu tidak disadari belanda. Sampai tak seorangpun Belanda tersisa di ibukota.
Strategi mempertahankan ibukota pemerintahan ke Pulau Lingga, dengan membuat istana baru, membangun pertahanan yang kuat di wilayah tersebut, lanjut Nyat Kadir, semakin membuat Belanda tidak sekalipun mampu atau berani masuk kesana.
“Ini visioner sekali. Gubernur VOC di Batavia dan Malaka mengakui kedaulatan Riau-Lingga. Lebihnya lagi, akhir dari perlawanan Sultan Mahmud itu Happy Ending (bahagia), jarang sekali ‘kan seperti itu,” ungkapnya.
Sebelumnya, pada tahun 2013, Kadir dan beberapa pihak telah mengajukan usul pemberian gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Sultan Mahmud Riayat Syah. Namun saat itu tim peneliti yang salah satunya terdiri dari Kementerian Sosial (Kemensos) menyebut dokumen-dokumen yang dibutuhkan belum lengkap.
“Sekarang dokumennya lengkap, harapan kita pemerintah jangan ragu-ragu berikan gelar pahlawan ini,” pintanya.
Turut menjadi narasumber dalam diskusi tersebut, pakar budaya melayu Kepulauan Riau sekaligus Ketua TP2GD Prov Kepri, Dr Abdul Malik MPd, akademisi sekaligus mantan ketua masyarakat sejarawan Indonesia, Dr Mukhlis Paeni, sejarawan sekaligus dosen di Fakultas Sejarah UI, Dr Didik Prayogo, dan tokoh masyarakat Kepri sekaligus Dosen di Fakultas Pendidikan UMRAH.
Selain itu, hadir juga Bupati Lingga Alias Wello, Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Kepri, Endang Suhara, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, HM Ishak dan Sekretaris Dinas Sosial Kab Lingga Nur Madiah. (mrs/Red)