KL- Setelah menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang pemanfaatan potensi air baku yang melimpah di Kabupaten Lingga bersama sejumlah pakar dan stackholder. Setelah melalui diskusi tersebut Pemkab Lingga menemukan solusi alternatif untuk mengolah air baku di Kabupaten Lingga.
Bupati Lingga H Alias Wello mengatakan, output dari pembahasan tersebut memunculkan gambaran singkat seperti apa rencana pembangunan jangka pendek, menegah dan panjangnya. Jadi bukan hal mustahil bagi Lingga untuk mengolahnya.
“Insyaallah itu jadi, permasalahannya tinggal bagaimana air ini mengalir dari hulunya menuju kepada hilir yang menguntungkan daerah nantinya,” ungkapnya,
Dikatakan, ide utama mensupplay air Lingga ke kota Batam dengan membangun pipa bawah laut juga memungkinkan untuk terealisasi. Hasil dari kajian singkat pakar dan ahli perpipaan bawah laut dengan besaran pipa 28 inchi, sepanjang 120 Kilometer menelan biaya sekitar Rp500 Miliar saja.
Sedangkan untuk pembangunan waduk penampungan air baku yang di taksir menelan biaya 400 s/d 500 Miliar Rupiah.
“Jujur kita bukan ingin menggampangkan permasalahan, dari hasil kajian singkat kita menghasilkan, potensi air di Lingga berpeluang untuk di olah melalui pipa nisasi menuju Batam. Sangat masuk akal, dan gambaran realisasi mampu menjadi kenyataan,” paparnya, setelah usai FGD di Batam.
Adanya pemanfaatan potensi air Lingga kata bupati, ada tiga keuntungan sekaligus bisa didapatkan, diantaranya keuntungan dari air baku, energi listrik dari air serta buat air kemasan.
“Air terjun Lingga cukup banyak untuk pembangkit listrik, itu diperkirakan bisa menciptakan listrik mencapai 10 MW. Kalu kwalitas tidak perlu diragukan lagi, karena tingkat kualitas air di Lingga paling baik dibandingkan daerah-daerah lain,” tuturnya.
Dari hasil kajian singkat yang dilakukan pakar air dari BPPT, Arie Herlambang, air di sungai Jelutung Mentuda diangka 3, dengan kata lain, air di Lingga lebih baik dari pada tingkat kemurnian air milik sejumlah perusahaan air minun kemasan di Indonesia meski tanpa di olah.
Untuk itu, setelah menggelar FGD potensi air Lingga bersama pakar dan stackholder itu, pemerintah akan melanjutkan pembahasan di tingkat internal, guna menemukan langkah-langkah yang akan dijalankan kedepan.
“Kita tidak hanya selesai di sini saja, kita akan melanjutkan diskusi setelah kembali ke Lingga. Akan kita tentukan langkah selanjutnya untuk mengolah potensi air di Lingga,” pungkasnya.
Pada acara FGD tersebut, juga dihadiri anggota DPR RI komisi II Siti Sarwendah, Anggota DPRD Prov Kepri Asmin Patros, perwakilan BP Batam, PLN Batam, Jajaran anggota DPRD Kabupaten Lingga, jajaran pimpinan OPD Pemrov Kepri, Pemkab Lingga dan stackholder. (mrs/Red)