KL – Sejak lima bulan terakhir, ratusan perangkat desa di wilayah Kabupaten Lingga belum menerima gaji. Tidak jarang mereka terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
salah satu aparat desa di Dabo Singkep mengaku tidak tahu persis penyebab keterlambatan pembayaran gaji para abdi negara ini. Bahkan sejak tahun 2015, keterlambatan ini seolah sudah menjadi tradisi yang harus dialami setiap awal tahun.
“Atas kondisi ini tak jarang teman-teman perangkat desa harus mengutang ke orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya, Senin (30/05).
Dia menyayangkan, keterlambatan ini masih terjadi di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti harga bahan bakar minyak (BBM) yang fluktuatif, harga bahan kebutuhan pokok dan komoditas yang terus merangkak naik. “Dampaknya ke kebutuhan sehari-hari sangat jelas, seperti biaya makan itu tidak bisa dirapel, mau tidak mau harus berutang dulu,” ucapnya yang tidak mau namanya di sebutkan.
Zainal, merupakan salah satu perangkat Desa di Lingga utara, mengaku bingung dengan ketidakjelasannya pemberian gaji yang berlangsung sejak Lima bulan lalu. Sejauh ini, Zainal harus menanggung hutang Rp 3 juta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Kami mohon pemerintah segera memberi kejelasan soal pembayaran gaji kami,” tandas Zainal.
Kondisi yang sama dialami Nova salah satu perangkat desa di Dabo Singkep. Namun beruntung, selama gaji belum turun sejak Januari-Mei 2016, keuangannya telah ditalangi oleh hasil usaha jual Onlinenya namun dia juga berharap segera mendapatkan Gaji.”Karena biasanya awal Tahun memang sering terlambat hingga 3 Bulan, saya menyisihkan hasil penjualan saya untuk mencover kebutuhan sehari-hari,” ungkap Nova. Dia juga berharap pemerintah bisa segera melakukan pencairan terhadap gaji para aparat Desa di Kabupaten Lingga ini karena mereka sangat membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka, “ kewajiban telah kami penuhi sekarang tolonglah bayar hak kami” ungkapnya lagi.(Imam/Sam)