KL – Belum adanya perbaikan kembali Pelabuhan Kampung Pasar yang berlokasi di belakang Kantor Syahbandar Daik Lingga membuat Buruh Kampung Pasar merasa kesulitan mengantar barang-barang toko.
Seperti di ungkapkan Roni, salah satu Buruh Kampung Pasar Daik Lingga, sejak pelabuhan bongkar muat barang (kargo) di pindahkan sementara di pelabuhan depan Rumah Ibadah Umat Tionghua (Klenteng) jarak tempuh mengantar barang toko sudah jauh.
“Kami dari buruh berharap pelabuhan yang berada di belakang Kantor Syahbandar secepatnya dilakukan pembangunan kembali, selain mempermudahkan para buruh dan tempatnya juga strategis,” ujar Roni
Ceritanya, sejak pelabuhan itu ditutup sementara oleh Dinas Perhubungan Lingga Tahun 2016 lalu, bongkar muat barang kargo yang datang dari Jambi, Pinang dan Batam, kapal-kapal pembawa barang Kelontong dan Barang – barang Sembako, kegiatan bongkar muat barang dialihkan ke Pelabuhan didepan Kelenteng
“dan Wajar pelabuhan itu ditutup, karena tiang pelabuhan sudah keropos cepat atau lambat, pelabuhan bisa saja ambruk. Kita harap tahun ini ada pembangunan kembali supaya aktivitas bongkar muat barang berjalan seperti semula,” harapnya.
Bukan saja masalah pelabuhan di keluhkannya, masalah upah bongkar barang juga menjadi keluhan para buruh, sementara harga barang terus merangkak naik, sedangkan upah buruh masih bertahan dengan harga upah yang lama.
“Selain jauh mengantar barang, harga bongkar barang masih berpatokan harga lama. Bila dibandingkan dengan harga barang, upah buruh masih jauh dari harga standar,” ujar dia.
Mewakili parah buruh, dia tidak tahu harus disampaikan kemana Aspirasi mereka, demi untuk bertahan, mereka tetap menjalankan kerja mereka seperti biasa sebagai Buruh.
“Kami tidak tahu harus menyampaikan kemana, upah buruh sudah tidak sesui lagi dengan harga barang (sembako). Masalah ini menjadi persoalan kami bekerja sebagai buruh,” imbuhnya.
Kepala Bidang Laut dan Udara Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga, Selamat menyampaikan, untuk pembangunan pelabuhan pasar yang berada di belakang Kantor Syahbandar Daik tidak ada dibangun lagi, karena keinginan Bupati ingin membangun pelabuhan permanen yang jaraknya sekitar 200 Meter dari Pelabuhan Kelenteng.
“Tahun 2017, tidak ada Anggaran pembangunan pelabuhan pasar. Pada APBDP 2017, Bupati sudah meminta kami menyiapkan DED untuk pelabuhan baru, yang akan di bangun baru di depan Kampung Melukap,” terangnya.
Dilanjutkan, dialihkannya posisi pelabuhan berdasarkan pertimbangan cukup matang, di lokasi yang baru, selain area sungainya dalam dan sedikit luas dari lokasi yang lama. Kapal kargo yang standard akan berlabuh di pelabuhan itu nantinya.
“Mudah-mudahan Tahun 2018, pelabuhan itu sudah mulai dibangun. Sekarang anak sungai masih tergantung pasang surut, kalau ditempat yang baru memang sungainya dalam, jadi tidak berpengaruh lagi dengan pasang surut,” pungkasnya. (mrs/Sam)