Bupati Lingga M. Nizar Harap Ekspor Produksi Harus Kontinuitas

KL – Bupati Lingga, Muhammad Nizar bersama Ketua DPRD Lingga Ahmad Nasiruddin dan Plt Disperidagkop Zulfikar, meninjau langsung Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Kelapa di Desa Resang, Kecamatan Singkep Singkep Selatan yang sudah mulai beroperasi, Jum’at (11/02 /2022). Peninjauan juga mengetahui untuk memastikan hasil produksi sesuai target, dari rencana ekspor pihak pengelola IKM.
Sebelumnya, Sentra IKM Kelapa yang dibangun masa kepemimpinan Bupati Alias ​​Wello dan Wakil Bupati Muhammad Nizar, pernah berhasil pada 2018 silam. Kabupaten Lingga dipusatkan menjadi tuan rumah peringatan Hari Kelapa Indonesia ke-2, dengan pusat Sentra IKM di Desa Resang. pada peringatan yang dibuka secara resmi oleh KSP Moeldoko tersebut, telah mencatat Rekor Muri untuk gambar Presiden Jokowi dari media sabut kepala berukuran 3,6 x 4,8 meter dan pembuatan sofa bahkan sepanjang 25 meter, berbahan dasar sabut kelapa. Pasca peringatan itu, Sentra IKM belum bisa beroperasi maksimal.
Pada estafet kepemimpinan Nizar-Neko, Sentra IKM, kembali digeliatkan. Di bawah pengelolaan Disperindagkop berkerjasama dengan Koperasi Selingsing Jaya Mandiri serta Bayer Batam, Sentra IKM Kelapa ini akan mengekspor hasil produksi pada akhir ini. Tidak tanggung-tanggung, eskpor kali ini direncanakan sampai ke negeri tirai bambu dan Korea Selatan.
Bupati Lingga, Muhammad Nizar pada diskusinya bersama pihak pengelola meminta agar rencana dan produktifitas dari Sentra IKM sendiri benar-benar dimatangkan. Tidak hanya fokus pada ekspor, namun ketersediaan bahan baku kelapa bahkan keseriusan bersama pihak pengelola dalam menentukan MoU pemerintah daerah, harus menjadi pertimbangan, agar produksinya berkelanjutan.
“Agar kolaborasi ini dapat maksimal segara didudukan secara bersama dengan Bagian Hukum dan BUMD Lingga untuk dimatangkan pemanfaatannya. Mulai dari aset hingga ketersediaan bahan baku kelapa agar benar-benar diinventarisasikan tercukupi untuk proses produksi,” kata Nizar.
Dia tidak ingin hanya sebatas euforia diawal saja. Namun alangkah baiknya, wacana ini benar-benar berkelanjutan untuk beroperasi, karena bisa membuka peluang lapangan pekerjaan bagi petani kelapa di Lingga. Keseriusan pengelola dalam bahan baku dianggap penting, karena baru tercatat lahan kelapa seluas 2.700 hektar saja. demikian dia optimistis, jika hal tersebut benar-benar dikelola dengan baik, dan dikemas secara matang.
Dimana pada masa Awe-Nizar sudah diletakkan di pondasi ini, dan pada masa Nizar-Neko telah dimulai untuk dioperasikan. Mudah-mudahan langkah baik pemerintah daerah, tercapai sesuai target dan berdaya dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Lingga, terutama masyarakat disekitar IKM kelapa,” papar dia
Pengelola Koperasi Selingsing Jaya Mandiri, Safaruddin menjelaskan untuk kebutuhan dasar bahan baku, dipastikan mencukupi. dan akan memprioritaskan bahan baku dari dalam daerah. Namun jika tidak memenuhi target produksi, bersama dengan Bayer Batam akan mengadopsi bahan baku dari luar daerah.
“Namun untuk lebih jauhnya mengetahui nanti, inventarisasi akan kami lakukan dari Singkep Selatan, Singkep Pesisir dan Selayar. Nanti bahan dasarnya akan kami beli langsung dari masyarakat, dan kami angkut kesini,” jelas dia.
Dia menilai kualitas kelapa Lingga cukup baik. Kolaborasi ini akan dilanjutkan dengan beberapa kunjungan yakni menciptakan lapangan pekerjaan, penambahan PAD dan sistem retrebusi, pajak, Dana Bagi Hasil, dan pemeliharaan sarana sentra IKM.
“Kami sadar bahwa ini sarana pemerintah, kami akan membuat wacana menambah PAD. Kami akan memaksimalkan fasilitas ini. Dengan target 2 ton perhari hasil produksi cocofit dan cocofiber dan 15 ton arang batok perbulannya,” kata dia.
Untuk pasar sendiri, Safar mengatakan pasar untuk hasil produksi kelapa cukup menjanjikan. Tinggal bagaimana menentukan arah dari harga beli tertinggi. Seperti olahan cocofit dan cocofiber yang bisa diekspor ke China, bahkan untuk minyak mentah, minyak goreng dan arang batok itu unlimited, bisa laku keras di Batam, dan bisa diekspor ke Cina.
“Kemudian juga tepung kelapa, kalau bisa cukup banyak membutuhkan tenaga-tenaga kerja. Ini peluang kerja yang cukup besar. Dan harus kita menyadari,” kata dia.
Lebih jauh, dia optimistis rencana produksi akhir bulan ini yang akan diekspor, meliputi cocofit dan cocofiber dengan kapasitas 60 ton serta 10 ton arang batok (semi brekit).
“Terima kasih kepad Bapak Bupati yang telah mempercayakan kami untuk mengelola sarana sentra inu. Insyaallah kami akan usahakan maksimal,” ucap dia.
Pantauan lapangan, bekas Bupati bersama Ketua DPRD yang didampingi Kepala Disnaker, Kepala DisperindagKop, dan pengelola sentra meliputi ruang pengolahan sabut kelapa (cocofit dan cocofiber), ruang pengolahan minyak mentah, ruang pengolahan minya VCO dan minyak goreng serta ruang pengolahan brekit (arang batok) .(Rilis/Merah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


7 + = enam belas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.