SDN 04 Bakong Belajar Berbagi Lokal

sd04-30arqrs51e4wm1rvlufm6i

KL  – Sebanyak 124 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04, Desa Bakong, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, terpaksa bersekolah dengan kondisi seadanya karena minim fasilitas, seperti tidak adanya ruang perpustakaan, ruang Unit Kegiatan Sekolah (UKS) bahkan 13 guru yang mengajar di sana, terpaksa mengumpul di rumah dinas karena tidak adanya ruang majelis guru.

Yang lebih mengkhawaitrkan lagi, siswa kelas kelas II bergabung dengan kelas V dalam satu ruangan yang disekat dengan dinding triplek seadanya. Begitu juga dengan siswa kelas III yang bergabung dengan kelas IV dalam satu ruangan. Hal ini dilakukan sekolah karena kekurangan lokal untuk menampung 124 siswa dengan 12 rombongan belajar (Rambel).

Kondisi seperti ini tentu sangat memecahkan konsentrasi siswa saat belajar karena suara dari kelas lain yang berbagi ruangan dan hanya disekat seadanya itu, sangat terdengar jelas saat proses belajar mengajar berjalan.

“Kami juga menampung puluhan anak didik kelas jauh berasal dari Dusun 3 Tanjung Sembilang, mereka dari kelas satu hingga kelas enam,” kata Kepala SDN 04 Ansahdar

Ansahdar mengatakan, kekurangan fasilitas dan lokal ini terjadi akibat minimnya lahan sekolah. Lahan depan SDN 04 tersebut langsung berhadapan dengan kuburan masyarakat, sementara lahan belakang sekolah adalah milik masyarakat. Akibatnya, jika ada pembangunan tentunya tidak adalagi lahan untuk dibangunan ruang kelas yang baru

Ansahdar menambahkan, keterbatasan lahan ini sebenarnya telah dapat ditanggulangi karena Kepala Desa Bakong menghibahkan sebidang tanah yang cukup luas. Namun timbul masalah baru jika sekolah hendak pindah kelahan baru tersebut karena tentunya akan membangun bangunan sekolah yang baru dan membutuhkan dana yang cukup besar.

“Jika membangun sekolah baru tentunya tidak cukup dengan uang yang sedikit, sehingga tidak mungkin secepat itu untuk pindah kelahan baru tersebut,” kata Ansahdar.

Namun kepala sekolah tersebut sangat berterimakasih kepada masyarakat terutama kepala desa yang telah perduli terhadap kondisi sekolah di daerah mereka. (Rio/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


9 + empat =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.