Kelurahan Daik Perlu Ada Pembinaan Keagamaan

Astaka STQ tingkat Kelurahan Daik di adakan dalam waktu dekat

KL –  STQ/MTQ merupakan salah satu ajang terbesar dalam mensyiar agama Islam di Kabupaten Lingga. Sebelum para qori/qoriah di seleksi si tingkat kecamatan atau kabupaten, para qori/qoriah diseleksi di tingkat kelurahan/Desa bahkan ditingkat RT/RW.

Khusus untuk Kelurahan Daik Kecamatan Lingga, supaya ada pembinaan dari masjid/surau untuk anak-anak, tokoh pemuda Daik Lingga berharap, masing-masing RT/RW atau setiap masjid/surau dapat melakukan pembinaan terhadap anak-anak supaya lebih terdidik dalam hal seni baca Al Quran.

Iskandar salah satu tokoh pemuda yang amat peduli masalah keagamaan ini menyarankan, pembinaan terhadap anak-anak di usia dini sangat baik, tidak saja dalam seni baca Al Quran, namun disisi lain, anak-anak yang lainnya juga dapat belajar tentang sholat dan ilmu agama yang lainnya.

“STQ/MTQ merupakan ajang tahunan dan merupakan salah satu ajang besar dalam Agama Islam. Sebelum mengikuti ajang, anak-anak kita sudah siap pada cabang-acabang yang telah ada,” ungkapnya,

Buat sekarang ini dia merasa yakin, masing-masing RT/RW yang ada di Kelurahan Daik akan merasa kesulitan mendapatkan peserta (qori/qiriah) ditingkat tartil dan remaja bahkan dewasa untuk mengikuti ajang di tingkat Kelurahan Daik.

“Meski Kelurahan Daik sering mendapat yang terbaik di tingkat Kecamatan Lingga, namun hal itu tidak menjadi ukuran untuk menjadi yang terbaik di tingkat kabupaten,” ujarnya.

Selain pembinaan seni baca Al Quran, Anak-anak di usia dini juga mendapatkan pembinaan tentang sholat yang benar. Jadi, tidak saja pembinaan masalah seni baca Al Quran, tapi dapat juga mengajar anak-anak tentang sholat.

“Zaman dahulu di Daik Lingga merupakan pusatnya keilmuan agama islam. Alangkah baiknya jika anak-anak kita didik secara agama di usia dini. Mereka-mereka itulah nantinya sebagai generasi penerus, dan cikal bakal mengisi masjid/surau di daerah kita,” imbuhnya.

Ketua Kekerabatan RT/RW Kelurahan Daik Usdiman juga mengaku, kalau masalah pembinaan anak itu ada, namun dalam kapasitas pengenalan huruf dalam mengaji dan bacaan dasar saja. Untuk seni bacaan Al Quran pembinaan memang belum ada di tingkat RT/RW.

“Kalau guru ngaji pengenalan dasar masing-masing RT/RW itu ada, cuma untuk seni bacaan memang tidak ada, tapi ini perlu kita fikirkan bersama-sama nantinya, supaya anak-anak kita mendapat pendidikan keagamaan tidak saja di seni baca Al Quran tapi mereka juga akan mendapat belajar tentang sholat,” ujarnya.

Pengakuanya, meski pembinaan baca Al Quran belum ada, namun Kelurahan Daik sering mendapat juara umum di tingkat kecamatan, di tingkat kebupaten anak-anak kita belum mampu bersaing.

“Berarti kita perlu evaluasi, supaya mendapat yang terbaik. Kalau masalah pembinaan, saya lihat di Kelurahan Daik cuma ada di Pesantren Hidayatullah di Jalan Engku Aman Kelang (Sawah Indah). Mudah-mudahan adanya ide itu, dapat memacu anak-anak untuk belajar,” tuturnya.

Sementara Lurah Daik Jufri ketika di temui menjelaskan, dia sangat menyambut baik adanya ide-ide tersebut, dia juga akan menggambil langkah, karena semua itu tidak terlepas dari pembiayaan.

“Kita akan coba lakukan rapat bersama RT/RW Kelurahan Daik serta pengurus masjid/surau, bagaimana menanggapi niat baik ini, supaya anak-anak kita dapat terdidik dalam masalah keilmuan agama,” tukasnya, (Mrs/Sam).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


7 × lima =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.