Asisten II Pemkab Lingga Gelar Rapat Evaluasi Penyaluran HET

KL- Asisten II Pemkab Lingga, Yusrizal, bersama Kasubag Sarana Ekonomi dan SDA Zafrinaldi, mengadakan rapat evaluasi terkait dengan penyaluran BBM jenis minyak tanah. Rapat yang digelar pada Rabu (12/08) di Gedung Sanggar Praja, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, diikuti camat, lurah, kades, dan kasie beserta kaur yang membidangi masalah BBM. Yusrizal mengatakan rapat evaluasi yang dilaksanakan hari ini , untuk mengecek.mengenai pembagian minyak tanah berjalan dengan lancar atau tidaknya ke masyarakat, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Ujar Asisten ini.
Dalam kesempatan ini ,Yusrizal menegaskan kalau nanti kita jumpai Harga Eceran Tertinggi ( HET) yang tidak sesuai dengan aturan yang ada, pihaknya akan melakukan pembinaan dan juga sampai pada pencabutan rekom
Sementara itu Keluhan dari pengecer ,terkait dengan minyak tanah yang datang dari pangkalan tetapi tidak sesuai dengan takaran yang ada. Ada beberapa kali yang disampaikan bahwa ada kekurangan minyak 7-10 liter setiap drumnya,” jelas Yusrizal.
Namun terkait hal tersebut, Yusrizal mengatakan kalau pihaknya masih melakukan pengecekan dan evaluasi di lapangan.
“Tetapi kita masih melakukan evaluasi dan pengecekan di lapangan, apakah itu betul. Kalau itu dilengkapi dengan bukti seperti video atau rekaman terhadap minyak yang kurang, akan kita tindaklanjuti. Akan kita klaim ke pangkalan, pada yang mengeluarkan minyak itu, untuk di ganti,” jelas Yusrizal.
Dan Dia memastikan, kalau nantinya ada ditemukan penyimpangan, pihaknya akan menyerahkan kepihak yang berwenang untuk mengusut hal tersebut.
Selanjutnya Yusrizal juga menjelaskan, permasalahan biaya transportasi pengambilan minyak tanah dari beberapa pulau yang jauh letaknya dari pangkalan., seperti daerah Pulau Lalang dan Pulau Berhala. Memang jumlah tonasenya sedikit, tetapi biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mengangkut minyak itu dari pelabuhan Sungai Buluh ke Pulau Berhala dan Pulau Pekajang sekitar satu juta dan satu juta lebih. Kalau yang Pulau Pekajang, ngambil minyak ke Daik,” kata Yusrizal.
Terkait hal tersebut, Yusrizal mengatakan kalau pihaknya akan merumuskan dalam satu kebijakan terkait HET bagi pulau-pulau yang jauh letaknya dari pangkalan pengambilan minyak tanah.

“untuk sekarang ini baru sebatas menginput laporan dan permasalahan. Nanti baru kita rumuskan dalam satu kebijakan atau penetapan HET (Harga Enceran Tertinggi) baru terhadap desa-desa yang terisolir jauh. Nanti HET itukan berdasarkan ongkos angkut berdasarkan jarak. Harga HET jual di dalam kota dan sekitarnya tetap sama karena ongkos angkutnya sama. Nanti terhadap yang di pulau-pulau tentunya ada penyesuaian terhadap transportasi laut yang digunakan,” tutup Yusrizal. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


7 − = enam

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.