KL _ Pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga menggelar rapat pengurus perdana di Balai Adat LAM Kabupaten Lingga, .
Rapat yang berlangsung selama dua hari 20 s/d 21 Mei 2017 diikuti oleh semua pengurus LAM Kabupaten Lingga, supaya masing-masing pengurus LAM baik di kabupaten, kecamatan hingga ke kelurahan memahami tugas dan fungsinya.
“Kita berharap LAM bisa memberikan warna kehidupan bagi masyarakat Lingga. Tidak hanya Melayu saja, tapi untuk semua kalangan, karena penduduk Lingga sudah berbilang kaum,” ungkap Ketua LAM Kabupaten Lingga H Muhammad Ishak.
Dalam kesempatan itu pula dia meminta kepada pengurus LAM Kabupaten Lingga untuk benar-benar faham akan tugas pokok dan fungsi, apa lagi LAM sudah di nobat sebagai pangku adat Melayu.
“Muatan lokal dan perpustakaan kita jadikan prioritas tahun ini. Sehingga visi LAM Kabupaten Lingga sebagai pusat pelestarian dan rujukan budaya Melayu bisa terwujud,” terangnya.
Dia akan terus menginventarisir adat budaya Melayu Lingga yang masih tersebar luas di berbagai daerah di Kabupaten Lingga. Adat Budaya Melayu merupakan bagian khazanah warisan budaya Nusantara. Jadi, perlu di pelihara dan di jaga dengan baik, supaya terus terwarisi dari zaman ke zaman.
“Ini khazanah perlu di lestarikan hingga turun temurun. LAM sebagai tonggak dalam memeilhara khazanah dan menjadikan Lingga sebagai rujukan budaya Melayu,” tuturnya.
Pemerhati sejarah, M Fadhlillah mengatakan perlu upaya yang serius mempertahankan Kebudayaan Melayu sesuai dengan keadaan zaman.
“Kalau kita biarkan dan tidak ambil peduli maka adat dan budaya kita akan musnah,” ujar Fadli yang mengaku dirinya bukan sejarawan tapi sebagai penikmat sejarah.
LAM Kabupaten Lingga akan terus berinovasi untuk mengawal eksistensinya di tengah masyarakat Melayu Kabupaten Lingga. Tahun 2017 ini akan segera launching perpustakaan digital dan website LAM Kabupaten Lingga. (mrs/Red)
