Buka Terisolir Desa Mentuda, Warga Minta Akses Darat Daik-Mentuda di Buka 

KL – Desa Mentuda Kecamatan Lingga terdiri dari 400 kepala keluarga, berharap pada pemerintah daerah membuka jalan dari Daik lingga ke -Mentuda, selama ini melalui transportasi laut masyarakat merasa berat di ongkos.
Apa bila di bukakannya akses darat tersebut menuju ibu kota kabupaten, selain ringan di ongkos, jarak tempuh menjadi di persingkat dan tidak merasa bimbang dengan gelombang laut yang selalu tinggi ketika angin kencang.
Kepala Desa Mentuda, Abdul Hamid menuturkan, sekarang ini warga desanya harus menempuh perjalanan laut dengan memakan biaya yang cukup besar, karena kalau melalui jalur laut kita harus memutar dari balik Gunung Daik, untuk sampai ke Ibukota kabupaten hingga banyak memakan waktu
“Kalau akses jalur Darat di buka, dari Desa Kelumu menuju Mentuda, yang sebelumnya jalan tersebut pernah dirintis .padahal “ujarnya” untuk.mencapai kabupaten jaraknya tempuhnya hanya 8 Kilometer. Masyarakat akan merasa terbantu bila akses itu di buka,” ungkapnya, ketika ditemui Msdia ini
Karena di anggap warga sangat prioritas, sebagai kepala desa dia sangat berharap Tahun 2018, pemerintah daerah dapat merealisasi akses jalan darat Ibu kota Kabupaten menuju Mentuda.
“Bila dibuka kami akan merasa mudah. Masyarakat tidak merasa bimbang lagi ketika ada orang sakit, tetapi sekarang semua jadi terlambat karena harus melihat kondisi laut pasang surut dan angin,” jelasnya.
Menurutnya, akses belum di buka berdampak juga pada lambannya perkembangan perekonomian masyarakat, semua itu disebabkan jalur transportasi, yang selama ini mengandalkan jalur laut.
“Setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) mulai tingkat desa, kecamatan hingga ke kabupaten, kami tetap memprioritaskan jalan tembus Mentuda yang penduduknya hingga ribuan jiwa,” paparnya.
Dia menambahkan, Mentuda akan terus terisolir, apa bila akses darat belum dibuka oleh pemerintah, sementra Mentuda masih satu daratan dengan Daik Lingga yang jaraknya jauh lebih dekat di banding jalan laut.
“Jalur darat tetap menjadi prioritas warga. Sejak zaman kepemimpinan H Daria, aspirasi ini sudah di sampaikan dan tetap menjadi usulan prioritas, sampai sekarang warga Mentuda menunggu kapan akan di realisasi,” imbuhnya.
Informasi lain yang terhimpun,  bila menyewa speedboot, biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp500 ribu. Kalau ada akses darat tentu akan sangat terbantu. Tidak hanya akses jalan darat, akan tetapi listrik dan jaringan telekomunikasi masih belum dirasakan warga Desa Mentuda. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


9 × delapan =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.