Ciri Khas Gunung Daik Bercabang Tiga Jadikan “Magnet” Wisatawan

GUNUNG DAEK (3)

Kl – Kepada Badan Perencanaan dan Pembanggunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lingga, Ir Muhammad Ishak sangat optimis, kalau Gunung Daik Bercabang Tiga menjadi “magnet” wisata Lingga, untuk menarik pelancong luar Negeri maupun dalam  negeri untuk datang ke Kabupaten Lingga khususnya Daek Lingga

Dikatakan, dengan adanya pantun clasik seperti “Pulau pandan jauh ke tengah, Gunung Daik bercabang tige, Hancur badan berkandung tanah, Budi yang baik baik terkenang juge. Pantun ini, sambung Muhammad Ishak, sudah mendunia terutama bagi masyarakat, yang terangkum dalam negeri-negeri rumpun Melayu di dunia.

“Pantun itu sudah barang tentu menambah penasaran untuk orang-orang untuk melihat langsung, keindahan panorama gunung Daik,” jelasnya, Kamis

Bahkan Bapak Ridha K Liamsi, kata Muhammad Ishak, dia salah satu tokoh besar Kabupaten Lingga juga merupakan salah satu tokoh pejuang pembentukkan Kabupaten Lingga, dia pernah secara langsung menyampaikan gagasan brilian
pada dirinya, bahwa suatu saat nanti perlu dirancang kegiatan festival Gunung Daik, yang disampaikannya diruang rapat kantor Gubernur Kepri yang lama. Bahkan Pak Ismet waktu itu masih menjadi Gubernur Kepri juga mengungkapkan jangan biarkan Gunung Daik tegak membiru begitu saja.

“Pesan mereka bagaimana memanfaatkan dan mengelola Gunung Daik agar memberi kesejahteraan masyarakat. Hampir setiap tahun, ada yang melakukan pendakian ke Gunung Daik. Akan tetapi, jumlahnya  belum banyak, karena belum di dukung dengan pengelolaan yang baik dan promosi yang gencar,” aku Muhammad Ishak.

Dari Bappeda Lingga, pihaknya secara bertahap menyiapkan perencanaan yang salah satunya tracking Gunung Daik. Yang secara teknis pembangunannya harus dilakukan SKPD tekhnis. Sedangkan pintu masuk pendakian Gunung Daik dalam perencanaan kedepan, diarahkan masuk dari pintu gerbang perkampungan dan pintu keluar dari pintu masuk yang ada sekarang ini.

Untuk menindak lanjuti gagasan brilian Pak Ridha, festival Gunung Daik lebih mengarah pada kegiatan budaya. Pemkab Lingga sudah lama menyiapkan perencanaan pengembangan kawasan damnah yang salah satu kawasan staregis kebetulan berada tidak jauh dari kaki dan lereng Gunung Daik, dan dilokasi tersebut sudah ada situs musium, balai adat Melayu, reflika istana damnah dan situs lainnya yang saat ini menjadi destinasi unggulan daerah dan DED-nya sudah disiapkan sejak Tahun 2010.

“Jadi tinggal pembebesan lahan saja, secara bertahap. Dikawasan  itu pula akan kita bangun rumah adat negeri rumpun Melayu dan monumen Bunda Tanah Melayu, yang kesemua itu disesuaikan dengan ketersediaan anggaran,” jelasnya.

Mewujudkan impian tersebut, ungkap Ir Muhammad  Ishak, SKPD yang terkait harus berjuang dan bekerja keras, terutama untuk menjemput dan mendapatkan dana dari provinsi dan APBN, seperti pembuatan musium baru Linggam Cahaya dan Balai Adat Melayu yang ada saat ini, kesemuanya dari anggaran provinsi dan APBN.

“Pastinya kita harus fokus dan kosentrasi. Jadikan satu-satu destinasi pariwisata unggulan daerah melalui apa yang telah ada,” pungkasnya. (mrs/Sam).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


8 × lima =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.