Daya Beli Rendah, Pedagang Ayam Potong Dan Ikan ,Di Pasar Rampai Rezeki Daek Mengeluh

KL – Pedagang ayam Pasar Rampai Rezeki Daik Lingga mengeluh sepinya pembeli atau pengunjung pasar, akhir-akhir ini membuat pedagang lebih memilih tutup awal.
Ramli, pedangan ayam potong Pasar Rampai Rezeki Daik Kecamatan Lingga sangat merasakan sekali sepinya pembeli ayam potong, memaksa dirinya lebih awal menutup lapak miliknya.
“Memang sekarang ini terasa sepi sekali pembeli ayam, bahkan efeknya juga di rasakan oleh pedagang ikan yang ada di Rampai Rezeki,” ungkap Ramli,
Menurutnya, sepinya daya beli masyarakat di sebabkan para pembeli lebih mendatangi pemilik kandang ayam, sehingga para pengecer pasar merasa lesu
“Biasanya kalau hanya membeli satu atau dua kilo masyarakat datang ke pasar untuk membeli ayam ,kalau membeli dengan jumlah banyak seperti untuk hajatan, mereka membeli langsung kekandangnya ” jelasnya.
Dikatakan, di sisi lain, harga sudah pasti berbeda, sebab dia juga memasarkan ayam lokal yang ada di Daik, otomatis kalah saing dalam harga dan mutu ayam.
“Kami jual 1 Kilogram Rp45 Ribu, kalau pembeli membeli dengan pengusaha ayam, sudah pasti harga dibawah pasar. Disinilah membuat ayam kami kurang diminati masyarakat ,” tuturnya.
Pengakuannya, dalam satu hari lapaknya cuma terjual 20 Kilogram saja, disitu juga untuk makan, modal membeli es dan menyimpan uang untuk sewa lapak.
Lanjut pria yang sudah 5 tahunan ini menjual ayam di pasar, pedagang ayam yang masih bertahan di pasar, karena mereka ada langganan, baik secara pribadi ataupun di rumah-rumah makan yang ada di seputaran Daik.
“Jadi yang bertahan itu, pedagang yang memiliki langganan, kalau yang berjualan biasa tidak akan mampu bertahan dengan kondisi seperti ini,” imbuhnya memelas.
Keluhan itu juga di sampaikan oleh Along pedagang ikan di Pasar Rampai Rezeki, rendahnya daya beli di pasar disebabkan adanya lapak-lapak jualan ikan dan ayam di tepi jalan yang ada di seputaran Daik, sehingga masyarakat memilih membeli di tempat terdekat.
“Mana tahan orang ingin membeli, karena mereka sudah membeli juga di lapak terdekat. Tidak mungkin mereka ingin ke pasar lagi,” sebutnya.
Dia juga merasakan sepinya pembeli akhir-akhir ini, sehingga ikan dan ayam sulit di jual, cuma bertahan untuk para langganan saja.
“Kalau punya langganan masih bisa bertahan, kalau mengharapkan hanya untuk membeli sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Terkadang kalau orang ada orang hajatan, dapat terjual lebih, kalau hari biasa seperti inilah sepinya,” tukasnya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


× 3 = delapan belas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.