KL – Sesuai dengan janjinya ketika mencalonkan diri menjadi Bupati Lingga H Alias Wello, akhirnya dengan kata “Bismillah” pria yang akrab disapa Awe resmi membuka percetakan sawah dan tambak di Desa Sei Besar Kecamatan Lingga Utara dengan nilai investasi Rp3,5 Milyar, Selasa (1/3).
Peremian langsing dilakukan Bupati Lingga H Alias Wello didampingi wakil bupati Muhammad Nizar dan pimpinan DPRD Lingga H Kamaruddin Ali dan pimpinan serta anggota, instansi vertikal serta
Pada peresmian percetakan sawah tersebut pimpinan Allias Wello S.IP didampingi oleh Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar S.Sos. Hadir juga pimpinan DPRD Lingga Kamaruddin Ali beserta anggota.
Acara juga dihadiri Kapolres Lingga AKBP Surisman.S.IK. Kajari Daik Lingga Nanang Gunaryanto, SH. Danlanal Dabo, Letkol Laut (P) Agus Sriyanto serta sejumlah kepala SKPD, Camat Se Kabupaten Lingga, Kepala Desa Se Kabupaten Lingga serta tokoh masyarakat Lingga.
Kepala Desa Sei Besar Nazaruddin, mengatakan atas nama wakil masyarakat Sei Besar pihaknya sangat menyambut baik program Bupati Lingga, dengan menyediakan lokasi investasi. “Kita berharap lahan ini, menjadi lahan hijau. Karena beberapa tahun lalu lahan ini sering terbakar. Kami harapkan program ini berjalan,” harapnya, Selasa (1/3).
Sementara pimpinan DPRD Lingga H Kamaruddin Ali, juga memberikan dukungan terhadap program Bupati Lingga. Karena bupati telah memberi bukti nyata dengan program prioritasnya, dan apa yang telah dijanjikannya kepada masyarakat
“Beliau bawa program pro rakyat.
Mari kita do’akan dan memberi dukungan, agar proyek ketahanan pangan kita ini berjalan sesuai yang kita harapkan,” harapnya.
Proses pencetakan lahan sawah ini, sambungnya, langsung dari Direktur PT Coco Indonesia Ady Indra Pawennari. Sesuai dengan proses pencetakan lahan sawah di Sei Besar, ia sudah mengamati bahwa lahan yang sudah diukur seluas 730 Ha untuk sawah, dan 500 ha untuk tambak. Namun secara potensi luas fisik areal di Sei Besar sampai ribuan hektar.
“Targetnya,Kabupaten Lingga akan menjadi lumbung padi terbesar di Kepri. Sekarang mari kita beri Dukungan , supaya ketahanan pangan di Lingga berjalan sesuai rencana, bupati.
Kalau digarap luas areal yang ada di Sei Besar bisa menghasilkan 7500 ton pertahun dengan proyeksi setahun 75 miliar. Bahkan mampu menyerap 500 orang tenaga kerja,” terangnya.
Ady Indra Pawennary yang juga selaku Direktur PT. Multi Coco Indonesia menjelaskan, selaku mitra yang digandeng Awe, nilai investasi untuk percetakan sawah ini senilai 3,5 M. Untuk calon petaninya akan melibatkan warga dan masyarakat Sei Besar. Sebagaimana yang dikatakan bupati bahwa masyarakat dilibatkan sebagai mitra bisnis investor.
“Tahap pertama ini, investasi membutuhkan dana senilai 3,5 M. Namun karena luas lahan mencapai 700 hektar maka kedepan membutuh investasi senilai, 35 M,” jelasnya.
Adapun sistem petaninya, pihaknya menggunakan sistem plasma. Nanti diserahkan ke masyarakat. Untuk sementara sistem “Bapak Angkat” ditanggung perusahaan dulu, maka pihak perusahaan akan mengakomodir terlebih dahulu. Karena menurut Ady masyarakat di sini belum mempunyai keahlian untuk bertani.
Bupati Lingga Allias Wello menegaskan, percetakan sawah ini berangkat
dari semangat kegagalan percetakan sawah yang pernah dilakukan provinsi dan Kabupaten Lingga. Dia berkomitmen tidak ada lagi gagal program ini. “Untuk memantapkan dari pengalaman terdahulu, bagaimana kita memeintenance untuk kesejahteraan Lingga. Ini tekad kita bersama, yang sudah kita dengungkan sejak kampanye dulu,” kata Alias Wello.
Menurutnya, dengan dibukanya lahan sawah dan tambak tersebut tidak ada lagi lahan tidur. Dengan tujuan untuk meaksimalkan program ekonomi masyarakat. “Ini program bukan basa basi, tapi naluri bisnis saya. Sei Besar memiliki potensi yang luar biasa, jadi kita butuh kerja sama semua pihak,” pintanya.
Kalau proses percetakan sambung Alias Wello, dia juga akan melibatkan dukungan dari Universitas Proklamasi Yogyakarta yakni ahli agronomi dan tanah. Dia menyadari memulai hal ini tidak gampang.
Pada kesempatan ini Awe juga menghimbau kepada seluruh aparat Desa
supaya memetakan potensi unggulan dalam wilayahnya masing-masing. Karena menuju Lingga terbilang perlu komitmen dan semangatnya yang besar.
“Sekarang tidak ada lagi sumbat-sumbat. Semua serba cepat, dan tidak boleh mandek. Hanya perlu ditanyakan ketegasan dan keseriusan investasi,” pungkasnya, sedikit membuat para hadirin terhipnotis, dengan semangatnya memajukan Kabupaten Lingga.(Mrs/Sam)