KL – Stagnannya nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/MTs di Kabupaten Lingga yang masih berada pada posisi 6 di Kepri. Menurut Dewan Pendidikan, H Bachtiar Badri, perlu adanya evaluasi kembali secara menyeluruh pada sistem pendidikan yang telah diterapkan selama ini.
“Ini perlu dievaluasi kembali, selama ini apa sistem yang telah kita terapkan, yang tentunya tidak berhasil atau tidak seimbang dengan hasil nilai akhir. Tentunya kita harus mencari permasalahannya,” ucap Bahtiar yang menjabat sebagai anggota Dewan Pendidikan, Jum’at (01/06/2018).
Seperti disebutkan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga, dari 40 SMP/Mts yang ada .baru 2 sekolah yang melaksanakan UNBK. Jika memang indikasi tidak meningkatnya hasil nilai UN siswa Kabupaten Lingga dipengaruhi pelaksanan ujian yang masih manual bukan UNBK. Hal itu harus menjadi tanggap serius pemerintah terkait penyediaan fasilitas seperti komputer dah jaringan internet.
“Hal itu yg perlu kita cari indikasinya, maka disaran diskusi dari masukan para guru pengajar penerapan mata pelajaran dan lain-lain yang perlu kita tahu penyebabnya,” terang dia.
Walaupun menurutnya kualitas pendidikan tidak hanya diukur dari peringkat yang diperoleh saat UN. Tapi paling tidak bisa dilihat dari situ bagaimana output dan mutu pendidikan Lingga.
Dengan begitu dia mengajak seluruh elemen yang yang berkaitan pendidikan duduk semeja, berdiskusi mencari jalan keluar. Bersama membahas faktor yang ada, apakah metode ujian belum sempurna diterapkan, penyampaian guru yang belum pas, apakah daya serap siswa yang kurang mampu mengukur pembelajaran yang diberikan atau hal-hal lainnya.
“Mari kita berdiskusi Dinas Pendidikan, Praktisi Pendidikan, Lembaga-lembaga Pendidikan, tokoh tokoh yang peduli pendidikan, dan penggiat pendidikan mari kita rembukkan bersama insya Allah kita akan menemukan solusi terbaik untuk terapkan kedapan,” ajak dia.
Dia berharap tahun depan, hasil UN bisa lebih membaik.(Red)