Gagal Panen, Bupati Minta Dinas Perikanan Segera Edukasi Kelompok Tambak

KL – Bupati Lingga, Muhammad Nizar meminta Dinas Perikanan, segera memberikan pendampingan dan edukasi kepada kelompok-kelompok tambak udang vanamei yang belum berhasil panen. Hal itu dipertegaskam Muhammad Nizar saat melakukan diskusi singkat bersama Dinas Perikanan di Gedung Daerah, Daik, Jum’at (16/07/2021).
Sebagaimana diketahui pemerintah telah menggelontorkan dana lewat Dinas Perikanan, untuk pembangunan tambak. Tahap awal pembukaan tambak, setiap kelompok diberikan bantuan, baik berupa bibit, pakan, obat-obatan dan perlengkapan lainnya.
Kemudian untuk selanjutnya, tidak ada bantuan lagi. Pemerintah berharap setiap kelompok bisa mandiri, untuk terus mengelola tambak berkelanjutan.
Namun pada kebijakannya, beberapa kelompok seperti di Desa Sungai pinang, Kudung, Tanjung Bungsu, Panggak Laut dan desa lainnya yang dianggap gagal pada panen perdana, masih digelontorkan bantuan bibit udang. Kendati demikian, panen nanti diharapkan bisa menunjukkan hasil maksimal.
Maka dari itu, Muhammad Nizar menegaskan agar Dinas Perikanan berkolaborasi dnegan pendamping yang telah diberikan surat tugas untuk mengedukasi kelompok tersebut.
“Itu harus dilakukan cepat, sebab ada yang berhasil dan hari ini sudah mandiri. Harus malu, seperti di Desa Sedamai, Tinjul, Selayar, Resang ini sudah mandiri. Sudah masuk ke panen selanjutnya tanpa bantuan lagi dari pemerintah,” jelas Bupati Lingga.
Dia menegaskan kalau edukasi itu harus diberikan sesegara mungkin, mengingat kelompok-kelompok tambak yang masih gagal panen tersebut akan menerima bantuan lagi. Ini alasannya, agar untuk bantuan yang kedua kalinya ini tidak kembali gagal.
“Kalau tidak berhasil lagi, jangan kasih bantuan lagi. Ini harus klop, tidak boleh dibantu lagi. Kasian kepada yang sudah mandiri, tanpa pendampingan, bahkan mereka melibatkan pihak ketiga,” ucap Nizar.
Dia juga menegaskan, Dinas Perikanan untuk mengevaluasi tenaga pendamping. Dikatakan, tenaga pendamping harus betul-betul turun ke lapangan, mendampingi, mengedukasi kelompok tambak. Jangan kebiasaannya hanya meminta atau menunggu laporan saja. Sebab pada kenyataannya, tenaga pendamping terkasan minim ke lapangan.
Tetapi sebalik itu, ada tenaga yang tidak gaji pemerintah, tetapi mau mendampingi dengan alasan rasa kemanusiaan.
“Saya juga minta 6 itu dipanggil, ditanya betul-betul. Mau bekerja atau tidak. Ini kan diberi gaji tapi orang lain yang mendampingi. Kan ada orang lain yang membantu seperti di Sedamai itu, itu tidak kita gaji, tapi mau membantu. Hal ini harus cepat-cepat diseleksi oleh dinas,” tegas dia.
Kemudian dia juga meminta agar bantuan DAK terkait tambak, tidak jadi alasan dinas lagi untuk gagal lelang. Begitu juga bantuan yang digelontorkan dari dana APBD untuk segera dilaksanakan. Mengingat kebutuhan masyarakat ditengah pandemi ini sangat sulit.
“Karena seiring waktu berjalan, ditengah pandemi ini dapat juga membantu masyarakat yang berharap banyak pada Pemda. Hasilnya nanti dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari,” harap dia.
Rilis :Kasubag Komunikasi Pimpinan
Penulis :Red

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


1 + tujuh =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.