GERBANG LAMPU TUJUH LIKUR MULAI BERMUNCULAN MENJELANG RAMADHAN

gerbang ramadhan

KL- Menjelang memasuki bulan suci Ramadhan, yang lebih kurang akan dilaksanakan bebrapa hari lagi oleh umat muslim di Dunia, di Kabupaten Lingga khususnya di Dabo Singkep pun semarak menyambut bulan yang penuh hikmah tersebut telah nampak dengan jelas. Tradisi hiasan lampu malam Tujuh Likur yang setiap tahun dirayakan masyarakat di Lingga pada malam 27 Ramadhan atau yang biasa disebut oleh masyarakat lingga dengan malam tujuh likurpun sudah mulai nampak akan disemarakkan.

Didi (25) salah seorang warga sungai lumpur mengatakan, di Lingga yang khususnya memiliki nilai agamis dan religius yang sangat tinggi tak lekang juga oleh salah satu tradisinya yaitu hiasan lampu yang dipasang pada sebuah gerbang yang dibangun khusus pada Bulan Suci Ramadhan saja. Kegiatan dan antusiasme yang tinggi telah nampak demi menyemarakkan malam turunnya Lailatul Qadar dengan cara membuat gerbang-gerbang indah yang nantinya bakal dihiasi dengan lampu-lampu pelita yang indah yang dikolaborasikan dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Pembuatan gerbang tersebut, telah di lahirkan sejaka dahulu kala sejak zaman sultan Lingga katanya, dan sampai saat ini pintu gerbang yang lebih akrab dikenal dengan gerbang Ramadhan telah menjadi ikon dalam menyambut bulan suci Ramadhan, ungkapnya Jumat (03/06).

Adapun proses pembuatan gerbang tersebut yaitu dengan cara gotong royong, kita mengambil kayunya di hutan bersama-sama. Sehingga terjalin kerja sama dan rasa solidaritas yang tinggi, ungkapnya lagi. Dia menambahkan, pesta taburan lampu pelita bisa dijumpai saat malam 27 Ramadhan disejumlah ataupun seluruh jalan-jalan disetiap perkampungan. Bukan hanya pada gebang-gerbangnya saja yang menyediakan lampu pelita tersebut namun disetiap rumahpun kadang-kadang juga menyalakan lampu pelita tersebut demi menyemarakkan bulan Ramadhan ini.Sepuluh hingga belasan pelita yang dipasang terangi halaman rumah berjejer hingga kejalan kota dan desa di Dabo ini. Bayangkan saja jika seluruh rumah di Dabo Singkep ini menyalakan sekitar sepuluh pelita saja setiap rumahnya maka semarakkan malam Tujuh Likur akan terasa serta gemilau cahaya pelita akan menjadi destinasi wisata Ramadhan yang Luar biasa. “Ini sudah kita lakukan turun temurun, bukan kali ini saja, di Singkep, bahkan di daerah di Kabupaten Lingga lainnya juga melakukan hal yang sama,” terangnya lagi.

Pada dasarnya untuk membuat sebuah gerbang Ramadhan tersebut, tiap pemuda dan masyarakat akan dilakukan swadaya dana. Biasa tiap rumah akan dimintai uang seikhlasnya namun untuk kalangan pemuda biasanya dan pada umumnya selalu memberikan sumbangan yang lebih besar ditambah dengan imajinasi dan gaya berpikir yang kreatif dalam menciptakan gerbang agar tampak sangat indah dan menarik, bahkan pihak pemerintahan dari tiap instansi dan dari pengusaha turut menyumbang karena sifat gotong royong masyarakat kita masih tinggi. Biasanya hiasan gerbang tersebut juga dijadikan event perlombaan kreativitas hiasan ukiran lampu yang dinilai dari komposisi dan keunikannya yang diselenggarakan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lingga. Adapun pihak dinas katanya akan membantu dalam hal pembelian minyak tanah untuk lampu-lampu pelita tersebut namun untuk Ramadhan kali ini kita belum mendapatkan konfirmasi dari pemerintah terkait hal tersebut.(Imam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


8 + enam =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.