JALAN LINTAS TIMUR, BAGAIKAN “KUBANGAN”

FB_IMG_1460918828386

KL –  Jalan lintas timur Lingga merupakan jalan penghubung satu-satunya di Lingga kecuali melalui laut. Jalan yang setiap harinya  di lewati warga Kecamatan Lingga Timur dan Kecamatan Lingga Utara menuju ibu kota kabupaten, seperti “kubangan digenangi Air akan Mengakibatkan Rawan dengan Kecelakaan

LSM Lentera Lingga Iskandar, meminta pemerintah, baik itu Kabupaten Lingga ataupun Provinsi Kepri, agar jeli dan memprioritaskan jalan yang semakin hari semakin parah bila di guyur hujan. “Inilah masanya masyarakat ingin membuktikan kepemimpinan bupati dan gubernur yang baru. Bisakah kata kerja-kerja-kerja itu di implementasikan ke jalan itu. Kita harap tidak hanya semboyan saja, buktikan pada masyarakat,” kata Iskandar, yang menyempatkan diri ke lokasi.

Dia menyangkan, sudah 11 Tahun Kabupaten Lingga, tapi jalan lintas timur tersebut terkesan dibiarkan. Pemerintah seolah-olah tutup mata, dan membiarkan masa-masa itu berlalu, padahal jalan tersebut parahnya bukan sekarang tapi sebelum Lingga menjadi kabupaten. “Harusnya Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepri bertanggung jawab. Jangan wilayah itu di anak tirikan. Bangun sana, bangun sini, tapi jalan lintas timur yang rusak parah di biarkan, padahal sudah beberapa kali memakan korban, namun tak juga di indahkan. Sekarang kita bicara mau atau tidak, rasanya tidak wajar daerah dan Kepri tidak bisa membangun jalur itu supaya masyarakat leluasa menuju Daik Lingga,” tutur pria satu anak ini.

Juga dikatakan Sarwo, warga Lingga Timur, masyrakat sebelah Timur Lingga setiap hari melalui jalan yang semakin hari kian bertambah parah. Bahkan ada yang terpeleset atau terjatuh karena saban hari jalan dilewati kendaraan roda dua dan empat membuat jalan berlumpur dan licin. “Waktu tanjakan dan turunan bukit, bagaikan mengundang maut. Apa lagi kita berboncengan, membawa anak dan isteri. Pastinya sangat berbahaya sekali, apa lagi pada musim hujan,” terangnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) H. Kasiman, melalui Kepala Bidang Bina Marga Indra, ketika di konfirmasi mengatakan, dia sudah tahu kondisi jalan dari simpang tiga Desa Musai menuju Desa Kerandin yang kian hari kian bertambah parah. Dia menjelaskan, terhitung dari simpang tiga tugu Resun sampai Kerandin, sekitar 16 Kilometer itu tanggung jawab Provinsi Kepri, dan tahun ini tidak ada anggaran dari provinsi untuk jalan tersebut.

“Tahun ini, terhitung dari simpang tiga Desa Musai menuju arah Kerandin ada penanganan dari Kabupaten Lingga sepanjang 3 Kilo Meter melalui Alokasi Dana Khusu (DAK). Kita mengambil dari arah itu, karena masyarakat dari Lingga Timur dan Lingga Utara lebih memilih jalan Desa Musai menuju Daik Lingga,” jelas Indra”

Meski tahun ini tidak ada penaganan dari provinsi, pada Musrenbang tingkat provinsi, Kabupaten Lingga memprioritaskan jalan lintas timur tersebut menjadi usulan di Kepri, dan Provinsi Kepri juga memprioritaskan jalan tersebut untuk di bangun Tahun 2017. “Musrenbang baru-baru ini di provinsi, usulan jalan lintas timur menjadi prioritas. Tidak adanya pembangunan dari provinsi tahun ini kita maklumi, karena pengaruh dari devisit anggaran yang sangat luar biasa tahun 2015 lalu,” imbuhnya.

Pantauan dilapangan, jalan lintas timur, terhitung dari pesimpangan tugu Resun menuju Kerandin. Dan dari simpang tiga Musai menuju Kerandin ada beberapa titik jalan sangat rawan sekali dengan kecelakaan dikarenakan  jalannya  Berlumpur, sementara Aspalnya sudah banyak yang pecah dan membahayakan bagi pengendara. Apa lagi di saat menaiki tanjakan dan penurunan ,Bukit -bukit ditengah – tengah maupun disisi jalan kian parah ketika diguyur Hujan,Berlumpur dan licin. Untuk dilalui. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


9 × delapan =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.