Kampung Siaga Bencana Desa Kuala Raya Segera Dibentuk

Marjoni

KL – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kepulauan Riau kembali akan membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Lingga, tepatnya di Desa Kuala Raya Kecamatan Singkep Barat. Pembentukan KSB yang ke dua ini, setelah KSB Kelurahan Dabo Kecamatan Singkep di bentuk pada Tahun 2013 yang lalu.

Dibentukkannya KSB tersebut bertujuan, memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan resiko bencana yang datangnya secara tiba-tiba dan diluar jangkauan manusia.

Ketua Tagana Kabupaten Lingga Marjoni menuturkan, dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfataan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada pada

lingkungan setempat, dapat ditanggulangi setelah diberi pembekalan.

“Tagana Kabupaten Lingga sebagai pelaksana, ada 80 orang masyarakat akan dilatih tentang penanggulangan bencana. Disitu akan mengorganisasikan masyarakat agar terlatih dalam siaga bencana,” ungkapnya, Senin (22/).

KSB juga memberi pemahaman dan kesdaran masyarakat bahaya dan resiko bencana itu sendiri, dengan cara membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat serta memperkuat interaksi masyarakat.

“Jadi mengorganisasikan masyarakat terlatih siaga bencana, menjamin terlaksananya kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat yang berkesinambungan dan mengoptimalkan potensi dan sumber daya penanggulangan bencana,” jelasnya.

Dijelaskan, daerah yang akan dibentuk menjadi KSB harus memiliki katagori, diantaranya, daerah yang dibentuk harus memiliki kerawanan terhadap jenis bencana tertentu serta adanya kesiapan dan peran serta aktif masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana.

“Bila katagori itu masuk, maka akan dibangunlah gardu Sosial (Sekretariat) dan lumbung sosial (Gudang Logistik). Semua itu akan tersedia jika Daerah itu sudah termasuk dalam KSB,” terangnya.

Kata Marjoni lagi, kegiatan pembentukan KSB di Desa Kuala Raya, berlangsung tiga hari terhitung tanggal 27 s/d 29 Agustus 2016. Rangkaian kegiatan pelatihan  meliputi, sosialisasi, penyuluhan, atau kegiatan penyadaran masyarakat tentang bahaya bencana.

Tambahnya lagi, juga harus menyiapkan sistem peringatan dini lokal, pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana lokal termasuk jalur evakuasi serta menginventarisasi potensi dan sumber daya yang ada.

“Melaksanakan pelatihan tenaga bencana di tingkat lokal, maka kami harus bekerjasama dengan instansi atau pihak terkait, untuk melaksanakan upaya-upaya pengurangan resiko lain dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana. Dalam pembekalan itu nanti, peserta harus melaksanakan apel siaga bencana dan simulasi (gladi bencana) sesuai jenis dan kerawanan bencana,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


× 5 = tiga puluh

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.