KL – kunjungan wapres jusuf kalla ke lingga pada tgl 19/ 11/ 2017 akan di suguhkan dengan ikrar janji setia antara para punggawa bugis yang di pimpin oleh opu daeng marewa dan ke lima saudaranya kepada sultan sulaiman badrul alamsyah yang di pertuan besar 1 kerajaan melayu Riau johor pahang lingga tahun 1722 – 1760.
Pembacaan ikrar sumpah setia ini membuktikan adanya ikatan bathin antara bugis dan melayu yang sangat erat dan tidak teruraikan.bahkan dari ikrar inilah hingga membawa kejayaan kerajaan lingga pada masa itu.
pembacaan ikrar janji setia itu akan di bacakan di hadapan wapres jusuf kalla yang notabennya yang berasal dari sulawesi yang dikenal dengan orang bugis.
Konon, keberhasilan duet pemerintahan Yang Dipertuan Besar I Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah dengan Yang Dipertuan Muda I Opu Daeng Marewah itu, hanya dilandasi sebuah Sumpah Setia yang diikrarkan kedua belah pihak. Di hadapan Sultan.
Opu Daeng Marewah bersama 5 orang saudaranya mengucapkan sumpah yang disebut sumpah setia.
“Apabila ada yang melintang di hadapan Tuanku, akan kami bujurkan dan apabila ada yang membujur di hadapan Tuanku dan atas titah Tuanku akan kami lintangkan dan apabila ada semak belukar di hadapan Tuanku akan kami bersihkan,” demikian sumpah yang diucapkan Opu Daeng Marewah pada saat itu.
Mendengar sumpah yang diucapkan Opu Daeng Marewah itu, Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah pun bersabda di hadapan para bangsawan Melayu dan Bugis yang hadir pada saat ia dinobatkan sebagai Yang Dipertuan Besar I.
“Selagi matahari terbit dari timur dan selagi mata hitam dan putih bersatu, diharamkan anak keturunan Melayu dan Bugis berseteru (Bermusuhan) dan apabila itu terjadi, tak akan selamat dunia akhirat,”
Menurut tokoh masyarakat Melayu – Bugis Kepri, Andi Anhar Chalid, sumpah setia Melayu – Bugis itu, juga dikenal dengan istilah “MEMBUJUR LALU MELINTANG PATAH”.demikian yang di sampaikan oleh h saptono mustaqim, mantan wakil bupati lingga priode 2004 – 2009 lalu melalaui whatsappnya.(RED)