Pasar Rampai Rezeki Daik Lingga Terkesan Jorok 

IMG-20180123-WA0013Kl -: Sejak selesai di rehab total Pasar Sayur Rampai Rezeki Daik Lingga, ada pemandangan tidak baik setiap masyarakat melihat pasar selesai di bangun akhir Tahun 2017 lalu.
“Hampir setiap pagi kotoran kambing terlihat di bangunan yang baru digunakan itu. Bau amis kotoran tercium, setiap pengunjung pasar ingin berbelanja,” ungkap para pedagang sayur yang berjualan di pasar Rampai Rezeki Daik,
Dikatakan, setiap subuh mereka datang ke pasar ingin berjualan, tetap ada kotoran kambing, membuat aroma dan bau pesing menyengat. Masalah ini bukan baru-baru. tapi sejak dari dulu, kambing sering berkeliaran dilokasi ini.
“Hampir setiap subuh kami membersihkan kotoran kambing dilokasi dipasar yang baru di rehab ini ” terangnya.
Dia berharap, pihak pemerintah dapat membuat pintu agar supaya jangan sampai kambing bisa masuk.atau hewan-hewan ternak lainnya berkeliaran bebas di area pasar, yang terkesan mengganggu aroma penciuman bahkan kesehatan.
“Kalau dibuakan pintu pengaman.pasar akan selalu terjaga dari kotoran hewan. Tidak heran kalau aroma pasar seakan -akan mengundang ternak milik warga untuk datang. Tapi dengan adanya pintu, pasar,itu akan menjadikan Hewan-hewan sulit untuk.masuk ke lokasi pasat ,” katanya,
Ketua LPM Kelurahan Daik Hamdan, ketika di konfirmasi terkait masalah ini mengaku, kalau kotoran kambing sering sekali ada di bangunan Pasar yang baru di rehab dan bangunan pasar lama.
Dia juga mengaku kewalahan, kalau setiap hari dilakukan pembersihan. Meski pasar baru direhab itu belum ad serah terimanya tapi sering di masuk hewan ternak, seperti kambing.
“Kotoran itu tidak saja di pasar baru, tapi juga di pasar lama, yang sekarang ini di gunakan untuk jualan ikan dan sayur. Dua bangunan itu perlu di buat pintu, ketika selesai jualan, pintu bisa ditutup, kambing tidak akan masuk,” jelas Hamdan,
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, untuk mengelola pasar lokal, dia mengaku sudah mengkoirdiasikan masalah tersebut ke instansi terkait, supaya pintu masuk pasar segera di pasang.
“Saya sudah sampaikan masalah ini ke Dinas Penanaman Modal, tapi mereka meminta waktu. Untuk membicarakan masalah anggaran dahulu, karena untuk tahun ini anggarannya tidak ada..tapi paling tidak ada solusi dari mereka, sebagai pemerintah,” tuturnya.
Sambungnya lagi, kalau masalah ini sepenuhnya di serah ke LPM, mungkin persoalan ini sudah dapat di tangani, akan tetapi secara wewenang kembali ke pemerintah daerah.
“Kalau memang uang sewa lapak boleh di gunakan buat pintu sudah saya tangani. Jangankan masalah itu, bekas bangunan lama saja ingin di lelang, tidak di benarkan di gunakan,” imbuhnya. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


4 × tiga =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.