Proyek Pengerukan Sungai Budus Hampir Rampung

IMG-20171205-WA0002KL- Proyek pengerukan Sungai Budus Desa Merawang Kecamatan Lingga senilai Rp1,2 Milyar hampir selesai pengerjaannya lagi, dan mendapat respon positif dari masyarakat nelayan Dusun Budus.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPU-PR) Kabupaten Lingga melalui Kepala Bidang Pengairan Sumarno mengatakan, proyek pengerukan sungai sepanjang 1.300 Meter atau 1,3 Kilometer tersebut hampir rampung pekerjaannya, sekarang masih dalam tahap penyelesaian.
“Dalam perkiraan kita 15 hari lagi pekerjaan pengerukan selesai dikerjakan, dan alhamdulillah kontrak kerjannyapun berakhir pada 23 Desember 2017. Mudah-mudahan tidak ada kendala dilapangan,” harapnya, Selasa (5/12).
Dikatakan, lebar pengerukan seluas 10 Meter sedangkan kedalaman disesuaikan pada perencanaan semalam 4 Meter. Dia merasa yakin, setelah selesai pekerjaan para nelayan yang dulunya melaut menggunakan pompong atau sampan di tempatkan di Tanjung buton nanti akan ngetem di Kampung Budus.
“Dalam pekerjaan ini tidak ada hambatan, meskipun sedikit permasalahan dilapangan namun dapat di selesaikan. Respon masyarakat antusias sekali dengan dikeluarkannya sungai yang selama ini tidak dapat di manfaatkan,” terangnya.
Sementara Kepala Desa Merawang M. Zahid mengaku, pekerjaan pengerukan Sungai Budus hampir selesai, dan sekarang ini masyarakat nelayan sudah memanfaatkan aliran sungai tersebut, bahkan pompong dan sampan nelayan sudah ngetem di Budus.
“Atas nama masyarakat saya berterimakasih sekali dengan pemerintah, atas terialisasinya pengerukan sungai untuk para nelayan. Masyarakat sangat antusias sekali proyek pengerukan sungai hampir selesai,” ungkapnya.
Dia mengaku, selain bertani masyarakat Dusun Budus juga bekerja sebagai nelayan. Sebelumnya setiap nelayan ingin ke laut, mereka harus menggunakan motor menuju Tanjungbuton tempat para nelayan Budus menempatkan alat tangkap mereka.
“Sekarang nelayan sudah memanfaatkan aliran sungai itu, bahkan sudah menempatkan alat tangkap mereka di Sungai Budus. Mereka pergi melaut tidak tergantung pada surut dan pasang air laut, kapan saja boleh melaut,” ujarnya.
Disisi lain sambung Zahid, ketika hujan deras anak sungai tidak dapat menampung air hingga meluap ke daratan membuat Budus sekitar kerap dilanda banjir, membuat masyarakat kualahan jika hujan deras turun.
“Alhamdulillah sekarang kalau hujan deras warga tidak merasa khawatir lagi, airnya dengan cepat surut setelah sungai di keruk karena airnya pelong langsung ke muara,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


delapan − 1 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.