Punya Hak Awasi Dana Desa , Polres Minta Polsek Tidak Membuat Aparatur Desa Takut

28-10-02

KL – Mulai Jumat (20/10), anggota Polri yang menduduki jabatan Kapolsek di beri hak mengawasi dana desa di seluruh Indonesia, salah satunya di Kabupaten Lingga.

Ketika cofee morning dengan awak media Senin (23/10) kemarin, Kapolres Lingga AKBP Ucok Lasdin Silalahi menuturkan, walaupun diberikan kewenangan untuk turut bertanggung jawab dalam mengawasi dana desa, dia  berharap masing-masing Kapolsek jangan sampai membuat kepala desa dan aparatur ketakutan.

“Supaya ini berjalan sesuai dengan harapan, saya tekankan juga ke Kapolsek dan Babin kamtibmas yang ada, konsep pengawasan itu jangan membuat orang takut, yang pertama itu harus dipahami dulu masalah yang di hadapi pihak desa,” ungkapnya,

Menurut Kapolres Lingga, jika setiap orang atau kepala desa terus diawasi, dia yakin pihak desa merasa ketakutan. Perlu di perhatikan, masalah penyerapan anggaran yang tidak maksimal dan melencengnya perbelanjaan dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB).

“Perlu di perhatikan masalah anggaran yang di kucurkan, dan daya serap anggaran serta ada yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Jadi bekerjalah tidak membuat aparatur merasa ketakutan,” harapnya.

Dia juga berpesan, setiap aparatur desa membelanjakan suatu barang, maka persoalan yang ada di Rancangan Anggaran Belanja harus sesuai dengan harga yang paling efektif, jadi tidak harus melenceng ke lain.

“Perlu di perhatikan masalah potensi mark up, karena berpotensi masalah penyimpangan. Jadi pemerintah yang menggandeng Polri, karena instrumen Polri ada di sektor sampai paling bawah, dan diharapkan dapat menjangkau unsur terdepan dalam memantau penggunaan dana desa,” tuturnya.

Maka perlu di awasi apa bila ada penyimpangan dan tidak sesuai dengan harapan masyarakan. Akan tetapi semua berjalan sesuai aturan yang berlaku dan tidak menyimpang dari apa yang di harapkan pemerintah pusat.

“Penunjukan tempat material perlu diawasi juga, kalau terjadi kong kalikong, kita pertanyakan lagi apa latar belakang mereka meningkatkan harga. Biasanya mereka berlindung di jasa, jasa angkutan serta jarak tempuh yang jauh,” imbuhnya. (mrs/sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


delapan − 4 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.