KL-Sudah tutupnya APMS Batu Kapak Desa Kelumu Kecamatan Lingga beberapa bulan yang lalu, menimbulkan tanda tanya masyarakat yang belum mengetahuinya. Karena secara tiba-tiba terhenti tanpa diketahui penyebabnya.
Berjalannya APMS Batu Kapak kala itu, para penyalur yang ada di wilayah Daik sekitar terbantu karena mengambil BBM cukup melalui darat tidak harus menyebrang melalui laut, namun hal itu tidak berjalan lama.
Sejak hilangnya solar beberapa hari yang lalu membuat warga Daik sempat bertanya masalah APMS yang berada di Batu Kapak. Dan kenapa sampai sekarang tutup dan tidak di fungsikan lagi.
“Kalau tidak berjalan lagi, harusnya pemerintah ambil alih supaya para distributor BBM di Daik dapat terbantu, dalam proses transportasi. Kalau mengambil ke APMS Sungai Buluh, itu memakan waktu,” ungkap Sudirman warga Daik.
Menurutnya, kalau APMS Batu Kapak dapat di kelola dengan baik, dia merasa yakin, masyarakat akan terbantu sekali dan tidak harus bergantung dengan APMS Sungai Buluh.
“Dalam hal ini, kita harap pada pemerintah mengambil alih, atau diserahkan ke pihak ke dua untuk mengelola seperti tahun sebelumnya,” ujarnya meminta.
Sementara Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Bupati Lingga H Muhammad Nuzur mengaku, APMS Batu Kapak sudah empat bulan terakhir tidak mengambil lagi BBM di Pertamina Tanjung uban.
“Jadi operasional APMS Batu Kapak sudah tak aktif lagi, karena uang tebus ke Pertamina sudah tidak lancar lagi dari pihak APMS, membuat aktivitasnya terhenti,” kata Muhammad Nuzur, di ruang kerjanya,
Pengakuannya, pihak Pertamina sudah membuat teguran pada pihak APMS Batu Kapak secara tertulis. Bahkan dia juga tidak mengetahui sejauh mana kontrak yang di miliki pihak APMS.
“Kita tidak tahu masalah kontraknya, apa lagi Pemerintah Daerah Lingga tidak memiliki saham di situ,” imbuhnya.
Tutupnya APMS Batu Kapak Desa Kelumu, biasnya terkena pada masyarakat Daik, seperti langkanya solar yang di alami sekarang ini. (mrs/Red)