KL- Meski dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Bupati Lingga, H Alias Wello menyempatkan diri menggelar konferensi pers dengan awak media, bermacam persoalan di bicarakannya dengan awak media, di Kantor Bupati Lingga, Selasa (13/3).
Bupati Lingga di dampingi Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar menuturkan, selama kepemimpinannya banyak program yang sudah di buat untuk Kabupaten Lingga secara bertahap.
Tahun pertama kami Melantik para pejabat eselon, saya bersama wakil bupati menguatkan kinerja dengan cara melakukan rotasi pegawai agar program yang kita buat berjalan sesuai keinginan,” ungkapnya.
Dikatakan, tahun kedua kita menjalankan program-progamnya di sektor pertanian, perikanan, peternakan dan pariwisata. Program tersebut sudah di jalankan dengan langkah-langkah yang telah disusun dan di sesuaikan visi misi AWe-Nizar.
Program pertanian yang sudah berjalan sudah tidak kita ragukan lagi, sektor peternakan kita menyediakan Pulau Bakung untuk karantina sapi. Lalu perikanan dalam waktu dekat kita panen ikan di Senayang dan pariwisata kita mengalokasikan anggaran untuk pariwisata Pulau Berhala,” paparnya secara garis besar.
Kalau tahun ketiga ini, program AWe-Nizar fokus pada investasi di Kabupaten Lingga dengan cara berpihak pada daerah dan masyarakat. Apa bila hal itu terpenuhi kepengurusan berjalan lancar tanpa di persulit semua berjalan mudah dan di prioritaskan.
“Investor yang masuk kita harap dapat bekerja sama dengan badan usaha, apakah itu BUMDes, koperasi bahkan dengan BUMD. Jika semua syarat dapat terpenuhi, yakinlah siapa saja ingin investasi akan kita prioritas dan di permudah,” imbuhnya.
Disinggung masalah kurangnya tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Lingga, H Alias Wello, merespon positif terkait minimnya tenaga penyuluh pertanian yang ada di Kabupaten Lingga.
“Sebenarnya itu sangat saya risaukan, tapi akan kita gunakan mahasiswa program D1 IPB yang akan selesai pada akhir tahun ini. Mudah-mudahan nantinya akan terbantu,” paparnya.
Selain itu, dirinya juga akan melihat pola dan regulasi terhadap tenaga penyuluh tersebut. Apakah nantinya akan dapat dianggarkan di APBD-P atau cara lainnya akan di fikirkan.
“Kalau APBD-P kita lebih cepat dari tahun sebelumnya, berarti kita harus melakukan ploting anggaran untuk program D1 ini dijadikan sebagai tenaga penyuluh nantinya,” tuturnya.
Untuk sekarang, dengan adanya ratusan mahasiswa KKN STPP Medan, Malang dan Bogor di Kabupaten Lingga, diharapkan dapat membantu sedikitnya tenaga penyuluh yang ada yang di Kabupaten Lingga, dan dapat menularkan ilmu pertanian di Kabupaten Lingga. (mrs/Red)