KL. Hampir tiga bulan Masyarakat di seluruh ke Kecamatan Selayar mengalami kekeringan, dari mulai Desa Penuba, Desa Selayar dan Desa Penuba Timur sehingga warga sangat ini kesulitan untuk mendapatkan Air Bersih demi untuk memenuhi Kebutuhan sehari-hari. Sementara saat ini Sumur-sumur yang ada dirumah-rumah warga dan pipa air bersih yang biasanya dialiri Air bersih ke rumah-rumah wargapun sudah kering.
Masyarakat Kecamatan Selayar sudah mulai resah mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang paling parah dialami Masyarakat Dusun Satu Tanjung Dua semua Perigi (sumur) mengalami kekeringan sehingga Masyarakat kami harus ngantri berjam-jam untuk mendapatkan air bersih , untung masih ada sumur dibelakang kantor ini walaupun sumur yang lain sudah tidak ada air lagi, tapi sumur dibelakang kantor masih ada airnya walaupun untuk mendapat air bersih satu jerigen 5 liter saja kami harus menunggu berjam-jam, ujar Sekdes Desa Selayar. Lain halnya dengan masyarakat di Dusun 2 (dua) mereka telah dapat bantuan Bak penapungan Air dari Pemerintah Kabupaten Lingga sehingga untuk kebutuhan masak dan Air minum sehari-hari mereka tidak perlu ngantri terlalu lama.
Hal yang sama juga di tuturkan Sapri Kepala Desa Penuba Kecamatan Selayar memang selama kemarau panjang ini sudah sebagian besar masyarakat kami membeli air dengan harga Rp 25000 satu drum dengan penjual air yang berasal dari luar pulau Desa penuba, masyarakat sekarang sudah merasa berat dan terbebani, jadi suka tidak suka agar bisa memenuhi kebutuhan akan air bersih terpaksa warga harus membelinya ,” ungkapnya.
Bak Penampungan Air bersih di Penuba ini belum ada, inipun baru direncanakan Provinsi Kepri dan Pemerintah Kabupaten Lingga namun sampai sekarang belum juga ada responsnya, Kecamatan Selayar ini datangnya kemarau Panjang dari tahun ketahun.
Melihat kesulitan air bersih di Kecamatan Selayar, Kabid Humas Lembaga Pelestarian Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LPPLHRI) Edisam menuturkan, hampir di semua sumber air di Selayar mengalami kekeringan, pipa air bersih yang biasanya di manfaat warga saat ini hanya berisi angin, karena dengan datangnya kemarau panjang ini
“Sekarang sumber Mata air banyak yang kering, hampir merata di wilayah Kecamatan Selayar ini mengalami kekeringan ,” terang Edisam.
Dia menilai, mudahnya daerah Kecamatan Selayar ini mengalami kekeringan di sebabkan daerah serapan air sudah tak ada lagi, karena beberapa wilayah Kecamatan Selayar sebelumnya pernah di jadikan lokasi pertambangan bauksit, sementara Penghijauan paska Tambang tidak ada, jadi sekarang masyarakat harus menyadari dampak tambang tersebut.
“Wilayah Kecamatan sudah menjadi usang ulah dari pertambangan, membuat daerah serapan air habis. Dulu masyarakat belum merasakan dampaknya , sekarang baru terasa, semua sudah terlambat,” terangnya.
Dampak kekeringan ini juga terjadi dengan Puskesmas Kecamatan Selayar, bila ada fasien yang rawat inap. “puskesmas tersebut ,Sekarang baru kita merasakan akibat kekeringan ini, yang berawal dari dampak pertambangan yang dikeluarkan izinnya oleh pemerintah setempat ” celetuknya.
Dari LPPLHRI, Edisam meminta pada Pemerintah Daerah, harus memikirkan masalah ini. Dia meminta masing-masing harus berfikir jangan hanya duduk-duduk saja, karena permasalahan ini ulah pemerintah yang memberikan izin kepada pengusaha Tambang tapi sekarang berimbas pada masyarakat.(GET/SAM)