SUDAH TIGA BULAN DUSUN TANJUNG DUA MENGALAMI KEKERINGAN

DSC00725KL. Hampir tiga bulan   Masyarakat  di seluruh ke Kecamatan Selayar mengalami kekeringan, dari mulai Desa  Penuba, Desa Selayar dan Desa Penuba Timur  sehingga warga  sangat ini kesulitan untuk mendapatkan  Air Bersih  demi untuk  memenuhi  Kebutuhan sehari-hari. Sementara  saat ini Sumur-sumur  yang ada dirumah-rumah warga  dan pipa air bersih yang biasanya   dialiri Air bersih  ke rumah-rumah wargapun  sudah kering.

Masyarakat Kecamatan Selayar sudah mulai resah  mendapatkan  air bersih  untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang paling parah dialami Masyarakat Dusun Satu Tanjung Dua semua Perigi (sumur) mengalami kekeringan sehingga Masyarakat kami harus ngantri berjam-jam  untuk mendapatkan air bersih , untung masih  ada sumur  dibelakang kantor ini walaupun sumur yang lain sudah tidak ada air lagi, tapi sumur dibelakang kantor masih ada airnya  walaupun  untuk mendapat air bersih satu jerigen 5  liter saja  kami harus menunggu berjam-jam, ujar Sekdes Desa Selayar. Lain halnya dengan masyarakat di Dusun 2 (dua) mereka telah dapat bantuan Bak penapungan Air dari  Pemerintah Kabupaten Lingga sehingga  untuk kebutuhan masak dan Air minum sehari-hari  mereka tidak perlu ngantri terlalu lama.

Hal yang sama juga di tuturkan Sapri  Kepala Desa Penuba Kecamatan Selayar  memang selama kemarau panjang ini sudah sebagian besar masyarakat kami  membeli air dengan harga Rp 25000 satu  drum dengan penjual air yang berasal dari luar  pulau Desa penuba, masyarakat sekarang  sudah merasa berat dan terbebani,  jadi  suka  tidak suka agar bisa   memenuhi  kebutuhan  akan air  bersih  terpaksa warga  harus membelinya ,” ungkapnya.

Bak  Penampungan Air bersih  di Penuba ini belum ada, inipun baru direncanakan Provinsi Kepri dan Pemerintah Kabupaten Lingga namun sampai sekarang belum juga ada responsnya, Kecamatan Selayar ini datangnya kemarau Panjang dari tahun ketahun.

Melihat kesulitan air bersih di Kecamatan Selayar, Kabid Humas Lembaga Pelestarian Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LPPLHRI) Edisam menuturkan, hampir di semua sumber air di Selayar mengalami kekeringan, pipa air bersih yang biasanya di manfaat warga saat ini hanya berisi angin, karena dengan datangnya kemarau panjang ini

“Sekarang sumber Mata  air banyak yang kering,  hampir  merata di wilayah Kecamatan  Selayar ini   mengalami kekeringan ,” terang Edisam.

Dia menilai, mudahnya daerah Kecamatan  Selayar ini mengalami kekeringan di sebabkan daerah serapan air sudah tak ada lagi, karena beberapa wilayah Kecamatan Selayar sebelumnya pernah di jadikan lokasi pertambangan bauksit, sementara Penghijauan paska Tambang tidak ada, jadi  sekarang masyarakat harus  menyadari dampak tambang  tersebut.

“Wilayah Kecamatan  sudah menjadi usang ulah dari pertambangan, membuat daerah serapan air habis. Dulu masyarakat belum merasakan dampaknya , sekarang baru terasa, semua sudah terlambat,” terangnya.

Dampak kekeringan ini juga terjadi dengan  Puskesmas Kecamatan Selayar, bila ada fasien yang rawat inap. “puskesmas tersebut ,Sekarang baru kita merasakan akibat kekeringan ini, yang berawal dari dampak pertambangan yang dikeluarkan izinnya oleh pemerintah setempat ” celetuknya.
Dari LPPLHRI, Edisam meminta pada Pemerintah Daerah, harus memikirkan masalah ini. Dia meminta masing-masing harus berfikir jangan hanya duduk-duduk saja, karena permasalahan ini ulah   pemerintah yang memberikan izin  kepada pengusaha Tambang  tapi sekarang  berimbas pada masyarakat.(GET/SAM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


lima × 1 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.