KL- Kekeringan yang terjadi dipulau singkep hingga saat ini semakin meluas. Bahkan, beberapa daerah kondisinya cukup parah, lantaran warga hanya menggantungkan kebutuhan air selama ini dari sumur dan Perusahaan daerah air Minum (PDAM)yang ada Di Dabo Singkep
Namun kini, hampir semua sumur di daerah ini mengalami kekeringan, begitu juga persediaan air yang di kelola dari PDAM, bersumber dari air Gemuruh Gunung muncung, kini debitnya samangkin menipis hanya tinggal sebatas mata kaki, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga PDAM terpaksa harus menghentikan aliran dibeberapa perkampungan desa dan kelurahan, karena persediaannya yang tidak cukup,
” Sudah tiga minggu aliran Air Bersih dari PDAM,”tidak mengalir kerumah kami ,kami terpaksa harus mencari kemana-mana,” kata Saiful warga setajam kampung Damnah, Desa Batu kacang kecamatan singkep.
“Tapi setelah saya melihat di bak penampungan PDAM, yang berlokasi di depan RSUD Dabo, Saya merasa kecewa, ada beberapa orang menggunakan truk di perbolehkan mengambil air disana kemudian menyuplaikan
Kemasyarakat yang membutuhkannya, kenapa kami pelanggan justru tidak di aliri sama sekali” ujarnya
Hal seperti ini juga terjadi di beberapa sekolah, persediaan air juga tidak didapati, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disekolah terpaksa membeli 500 liter seharga 120 ribu rupiah dari penjual jasa, ” dengan jumlah siswa ratusan ini, itu hanya cukup untuk kebutuhan selama 3 hari” ungkap salah seorang guru tampa menyebutkan namanya.
Sementara itu Sadri pengawas PDAM kabupaten lingga, mengatakan salah satu penyebab tidak cukupnya pasokan air di PDAM di akibatkan kemwmarau panjang, selain itu, tragisnya lagi didaerah resapan air di air gemuruh yang Nota bene hutan lindung ” ada aktivitas penebangan kayu (Ilegal Loging) kita sudah kesana pagi tadi” kami melihat ada tumpukan papan dan beroti, siap angkut” kata Sadri
“Coba saja kalian cek kesana, masih ada apa tidak, pagi tadi masih ada. Katanya kepada media ini. Dan dari hasil pantauan beberapa media yang dipandu petugas PDAM kelokasi sumber air tersebut, benar adanya aktivitas penjarahan kayu, ini terlihat tumpukan kayu berada di sepanjang pinggir jalan menuju kesumber air Gemuruh
Begitu juga dengan keadaan air yang tersedia, sudah di ambang kritis, hanya tinggal sebatas mata kaki. ” Yah hanya tinggal segini, curah hujan minim, bagaimana kami harus memenuhi kebutuhan pelanggan aktip” yang jumlahnya sebanyak 2800 dengan jumlah terpasang 3100, belum termasuk daftar tunggu sebanyak 300. Ungkap petugas PDAM di Air Gemuruh.
“Hari ini kami mencoba menyuplai air untuk pelanggan yang sudah seminggu tudak dialiri air bersih dari PDAM diantaranya daerah Telex, pasir kuning, belakang pasar,” kata petugas itu.
Dikatakannya lagi ” saat ini bak penampungan yang berada di kampung Boyan Desa Bedaun sudah kering, ” kita akan berinisiatip mengambil air di waduk buatan eks penambangan tiimah di daerah Sungai Serayak Didesa Batu berdaun”, pipanya sudah kita pasang, yah mudah-mudahan pompanya jalan,” harapnya.
Petugas ini juga mengeluhkan, alat yang dimiliki PDAM yang sangat kurang, seperti tersedianya mobil tangki, pompa air, semuanya minim, ” Sejauh ini, pemerintah daerah juga tidak pernah membantunya, walaupun kita telah berupaya terus-menerus mengajukan setiap tahun kelengkapan ini, namun tidak pernah terialisasi, katanya
“Kalau seperti ini terus keadaannya, bagaimana cara PDAM dapat mengelola dan mengembangkannya hingga sampai kesingkep barat, pesisr dan selatan, ” untuk itu pemerintah daerah dapat memperhatikannya” tutup petugas PDAM (joe/Sam)