MENTAN INGIN KEPRI JADI PENGEKSPOR BERAS ORGANIK

Menteri Pertanian ketika melakukan aktivitas di lahan pertanian Bukit Langkap

KL –  Mentri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menginginkan Provinsi Kepulauan Riau menjadi pengekspor beras organik, dengan mencanangkan gerakan pencetakan 10.000 Hektar sawah padi organik di Kepri. “Gerakannya kita mulai hari ini. Ada peluang cukup besar dari sini tetapi dalam bentuk beras organik. Kami siapkan 10.000 Ha. Kami sudah merevisi anggaran karena melihat potensi ini,” kata dia, usai meresmikan penyemaian bibit padi di petakan sawah Desa Bukit Langkap, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri,.

Menurutnya, Kepri memiliki peluang menjadi lumbung beras organik nasional dan bisa memenuhi permintaan pasar Singapura dan Malaysia, yang selama ini kebutuhannya tersebut diimpor dari Vietnam, Myanmar dan Thailand. “Kita ada peluang dari sini. Jaraknya ke Singapura hanya dua sampai tiga jam saja. Untuk kebutuhan Singapura aku selesaikan dari sini. Disini fokus organik, jangan anorganik,” ungkapnya.

Selain kebutuhan ekspor, lanjut Amran, pencanangan gerakan tersebut juga ditujukan agar Kepri mampu swasembada pangan kedepan. “Kita mulai tahun ini dan tahun depan. Disini (Lingga) bisa 5.000 Ha. Kalau minta lebih besar lagi kami kasi. Insyaallah kami suport,” tuturnya.

Untuk menunjang keberhasilan gerakan tersebut, Amran mengatakan, Kementrian Pertanian juga akan membantu semua kebutuhan petani, mulai dari peralatan mesin pertanian (Alsintan) hingga menjamin ketersediaan pupuk untuk sawah. “Kita kirimkan traktor dan peralatan pertanian. Untuk kebutuhan pupuk hari ini juga agennya sudah dibangun. Kami sudah menghubungi direkturnya,” terang Amran.

Mentan cukup optimis terhadap peluang keberhasilan pertenaian padi organik di Kepri, karena beberapa daerahnya seperti di Kabupaten Lingga, memiliki alam yang cukup mendukung serta masih perawan. “Ini tanah perawan, belum pernah digarap. Jadi keuntungannya komperatif. Nantinya full mekanisasi,” ujarnya.

Terkait pola dan kultur pertanian yang akan diterapkan di Kepri yang memiliki kultur masyarakat nelayan tersebut, dia katakan, lebih tepat dengan pola teknologi modern. “Saya tidak perlu orang banyak. Kalau 1.000 Ha dengan lima orang saja cukup. Jangan bayangkan pola pertanian 70 tahun lalu,” kata dia.

Dia berharap, dengan gerakan tersebut mampu merubah Kepri dari daerah pengimpor menjadi daerah yang menyediakan kebutuhan ekspor, khususnya untuk beras organik. “Jadi ini serangan balik dari Kepri. Dalam waktu dekat kita sudah panen padi organik, waktunya hanya 3 bulan. Kita minta 3 bulan ini Lingga sudah cetak 2000 Ha,” tutupnya.

Pantauan Antara, Menteri Pertanian RI, didampingi Gubernur Kepri, Bupati Lingga, Wakil Bupati Lingga, Ketua DPRD Lingga, Perwira Tinggi perwakilan TNI AD dari MABESAD, secara serentak meresmikan penyemaian bibit padi organik di lahan sawah bantuan pemerintah pusat di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga.

Usai melakukan gerakan penyemaian tersebut, Mentan bersama rombongan bergerak ke Desa Sungai Besar, tempat pencanangan sawah percontohan Pemerintah Kabupaten Lingga yang twlah mencapai masa panen perdana pada bulan Juli 2016 lalu. Di Desa Sungai Besar, Mentan RI, Gubernur dan Bupati Lingga melakukan peletqkan batu pertama pembangunan tugu Agrominapolitan Kabupaten Lingga.(Mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


sembilan − 4 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.