Kl – Sekolah yang nyaman akan menjadi tempat yang baik untuk menimba ilmu bagi generasi bangsa. Namun apa jadinya jika sekolah tersebut jauh dari nyaman dan minim fasilitas. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Singkep Pesisir yang berlokasi di Desa Berindat misalnya.
Kondisi ruang sekolah memprihatinkan masih saja terlihat di sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Singkep Pesisir ini. Namun semangat siswa untuk terus belajar tidak pernah surut meskipun untuk hal kenyamanan belajar bagi para siswa sekolah tersebut tidak pernah mereka dapati. Ruangan kelas yang hanya sebatas bangunan posyandu Desa yang dialih fungsikan untuk kelas mereka menimba ilmu terlihat tidaklah layak seperti ruangan kelas sekolah pada umumnya, dimana para siswa meski berhimpitan untuk duduk belajar dikarenakan bangunan Posyandu Desa yang dijadikan kelas mereka tersebut sangatlah kecil dan dindingnya pun dipenuhi dengan tampalan papan triplek.
Pantauan media Kabarlingga dilokasi terlihat hanya ada 2 buah bangunan yang kondisinya tidak layak untuk disebut kelas, bangunan pertama yaitu posyandu yang bangunannya terlihat sudah usang dan penuh tampalan, sedangkan bangunan kedua yaitu sebuah bangunan papan 2 pintu yang juga terlihat tak layak untuk dijadikan tempat dalam proses belajar mengajar ditambah bangunan tersebut ukurannya tidak terlalu besar untuk menampung para siswa.
Sedangkan bangunan majelis gurunya hanya menumpang disebuah bangunan pentas seni milik Desa Berindat dimana beberapa waktu lalu bagian depan bangunan tersebut hancur tertimpa pohon kelapa yang tumbang. Yang lebih parahnya lagi Sekolah Negeri ini tidak memiliki toilet, baik itu guru dan para siswanya ketika ingin buang air mesti pergi ke toilet milik salah satu warga yang tinggal di lokasi sekolah tersebut. Itupun hanya satu-satunya toilet dan di pergunakan untuk semua guru dan para siswanya.
Junaidi, S.Pd yang merupakan kepala sekolah SMP N 2 Singkep Pesisir tersebut mengungkapkan, ” ya’ inilah sekolah kami, dengan segala keterbatasan yang ade, memang sekolah ini boleh dikatekan masih baru, baru beberape bulan ini kami berdiri dan menjadi sekolah negeri, sejak 16 juli yang lalu semenjak sekolah ini berdiri dan di negerikan, saye berharap agar sekolah ini mendapatkan perhatian khusus dan serius dari pemerintah kite, ini bukan untuk kepentingan saye tapi kepentingan generasi penerus kite yang bakal menjadi orang-orang hebat kedepannye, yang bakal menjadi pemimpin nantinye”, ungkapnya.
“Bukan hanye sarana dan prasarana pare siswa disini je yang masih sangat kekurangan dan boleh dikatekan sangat minim, bahkan sarana dan prasarana pendukung untuk administrasi guru disini pun boleh dibilang tak ade bahkan untuk membuat surat kami menggunekan laptop dan printer pribadi, meje dan kursi serta bangunan sekolah yang boleh di bilang tidaklah layak untuk proses belajar mengajar ini semuenye bantuan dari pihak Desa Berindat yang berbaik hati meminjamkan kursi dan meje belajar serte bangunan kelas tersebut”, tambahnya.
Junaidi juga menyampaikan bahwa dari Dinas Pendidikan Kab. Lingga sudah turun dan melihat langsung kondisi sekolah ini, pada saat itu staf khusus bupati Lingga juga turut hadir untuk melihat langsung kondisi ruang kelas tersebut dan berjanji akan segera mencarikan solusi terkait masalah ini, rencanenye bakal dapat bantuan dari pusat tahun depan nanti untuk membangunan sekolah ini, ye saye berharap semoge hal itu dapat segera terealisasi, kasian tengok anak-anak kite belajar dengan kondisi seperti ini, terangnya.
“Mengenai lahan untuk pembangunan sekolah ini, kami sudah berkoordinasi dengan pihak Desa dan Alhamdulillah dari pihak desa sudah ade menghibahkan lahan untuk membangun sekolah tersebut dan mudah-mudahan tahun depan sekolah ini bise segere dibangun, agar proses belajar mengajar tidak terganggu lagi”, tutup Junaidi yang merupakan satu-satunya guru yang berstatus sebagai PNS di sekolah tersebut sedangkan guru lainnya merupakan tenaga honorer.
Di tempat terpisah Idris yang merupakan Kepala Desa Berindat mengungkapkan, “kami dari pihak desa dan masyarakat disini sangat mendukung penuh adanye SMP N 2 singkep Pesisir tersebut, hal ini karne berdasarkan pertimbangan kami semue, ketike anak-anak disini nak masok SMP mereke biasanye mendaftar ke SMP di Desa Lanjut atau ke SMP N 2 di Dabo Singkep, hal ini tentulah menjadi perhatian kami karne rentang jarak antare desa ne dengan sekolah itu sangatlah jauh sedangkan bus hanye ade 3x dalam seminggu, jadi ketike di desa ne udah ade dan berdiri SMP kami semue sangatlah mendukung karne anak-anak tak perlu jaoh-jaoh lagi untuk berangkat ke sekolah dan setidaknye mengurangi tingkat kecemasan orang tue terhadap anak-anak mereke baik itu dari masalah kecelakaan ataupun kriminalitas”, ungkapnya.
“makenye kami dari pihak desa berupaye semaksimal mungkin menyiapkan lahan1 untuk pembangunan sekolah tersebut, lagi pula hal ini juge untuk1 memudahkan daerah Kec Singkep Pesisir ini untuk membangun Sekolah Menengah Atas kedepannye, karne salah satu! Syarat1 untuk.mendirikan sebuah SMA mesti harus memiliki 2 SMP sebagai penunjangnye, hal ini tentulah akan sangat memudahkan bagi anak-anak kite kedepannye agar tidak perlu jauh-jauh lagi untuk bersekolah karne sampai hari ini di Kec. Singkep Pesisir ini belum ade SMA makenye kami berharap kedepannye SMA pun bise di bangun disini”, tambahnya lagi.(Imam/Sam)