Tukang Servis Elektronik Keliling. Butuh Perhatian Pemkab Lingga Dan Pemerintah Provinsi Kepri

KL- Berkeliling sudah dijalani Pendi (35), selama 5 Tahun terakhir,” Pendi, salah seorang warga Desa Pantai Harapan, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga , Provinsi Kepri telah banyak merasakan Asam Garam dan pahit manisnya menjadi tukang servis Elektronik keliling.
Sambil menikmati secangkir kopi di kediamannya, Pendi, bercerita , sebagai tukang servis Elektronik keliling, banyak suka dan duka yang ia rasakan. Apa lagi, dirinya sering meninggalkan keluarganya jika menyervis di luar Desanya.
“Terkadang saya sering meninggalkan anak dan istri saya. Disini kebanyakan transportasi melalui Laut. Jika sudah habis jam transportasi, saya sering tidak pulang,” ungkap Pendi, sembari mengerjakan tugasnya.
Semenjak dirinya pulang merantau dari kota Batam, selama 12 Tahun di perantauan. “Pendi, telah memiliki kemampuan dalam hal memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak.
Meskipun menjadi tukang servis keliling, ia mengaku pendapatannya sudah cukup untuk kehidupan sehari hari. Apa lagi dengan kondisi keadaan Ekonomi sekarang ini,, maka cukup tidak cukup kita harus menikmatinya.” Tuturnya,
“Alhamdulillah, terkadang banyak Orderan dan terkadang juga sepi. Selain di Kecamatan Selayar, saya juga di panggil ke Dabok Singkep dan juga ke Daek Lingga,” paparnya.
Adapun elektronik yang bisa diperbaiki, kipas angin, mesin cuci, setrika, magicom, dan blender. Kalau perbaikan AC dan Kulkas, biasanya ia memperbaiki bersama rekannya.
“Dulu saya pernah ikut pelatihan di BLK Tanjung Pinang tahun 1999. Dan saya punya sertifikat pendingin,” ujar Pendi.
Dalam pekerjaannya, Pendi tidak pernah memasang tarip harga yang mahal, hanya saja di sesuaikan dengan barang yang di ganti dan biaya servis dan tingkat kesulitan pengerjaannya.
Namun jangan ragukan kemampuan pria yang mempunyai Sertifikat BLK ini. Walau penghasilan perhari berkisar Rp 50 Ribu – Rp 100 Ribu. Ia tetap bangga dan selalu bersyukur
“Ya, namanya saja tukang servis keliling, yang di bawa di dalam tas hanyalah kunci-kunci dan obeng yang selalu setia menemaninya dimana dia berada,” ungkapnya sembari tersenyum.
Dengan servis keliling dari rumah kerumah, kecil harapan untuk orang tidak membayar hasil kerjanya. Dari pada kerja dirumah, terkadang barang sudah selesai diperbaiki, tapi tidak di ambil, dan terkadang juga, barang di ambil, uangnya nanti.
“Itulah seni kehidupan bermasyarakat, ekonomilah yang menyebabkan seperti ini kejadiaannya. Bahkan, jauh harapan dibayar jika mengatakan di bawa dulu esok baru di bayar (utang,red),” urainya, dengan senyum tersipu.
Harapannya, saat ini dirinya hanya kurang Modal saja, seandainya ada di beri bantuan Modal oleh Pemkab Lingga dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau ( Kepri) melalui Dinas terkait, dan juga tempat kerja yang strategis, “Kata Pendi, ” Dia, akan berusaha  bekerja untuk memberi pelayanan terbaiknya buat  masyarakat yang mayoritas hidupnya di Pulau-pulau.( Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


+ tiga = 7

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.