BERAS DAN GULA HIBAH DARI KELURAHAN DABO TERKESAN SEMBUNYI-SEMBUNY

Slide1

KL-Kelurahan Dabo mulai menjual beras dan gula murah untuk masyarakat tak mampu. Harga gula dan beras yang sudah dipaketkan tersebut dijual hanya Rp 30.000 per paket untuk satu keluarga. Beras ini adalah beras hibah dari Ditjend Bea Cukai kepada Pemkab Lingga hasil tangkapan yang kemudian diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan dilanjutkan diserahkan kepada setiap desa dan kelurahan di dabo untuk dijual kepada masyarakat yang kurang mampu dan membutuhkan.

Salah seorang masyarakat yang datang untuk membeli beras tersebut yaitu Pak Eko menuturkan, hal ini sangat membantu masyarakat di sekitar kelurahan Dabo Singkep ini terutama saya yang memiliki tingkat ekonomi yang lemah dan tergolong susah, bahkan untuk membeli beras saja susah karena biasanya harga gula di pasar Rp 12 ribu per kilo dan beras paling murah Rp 10 ribu per kilogram sedangkan paket ini dijual dengan harga murah. Adapun paket tersebut berisi beras seberat 5 kg dan gula 2 kg, tambahnya lagi saat ditemui media di lokasi, Rabu (11/05)

Namun yang menjadi Pertanyaan media saat tiba di lokasi tempat penjualan bantuan beras hibah di Kel. Dabo tersebut, salah seorang panitia yang membagikan dan menyerahkan bantuan tersebut tidak mau memberikan data berapa jumlah keseluruhan penerima bantuan dan jumlah paket yang diterima oleh Kel. Dabo dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan tersebut. Saat ditemui oleh media dan menanyakan berapa jumlah penerima dan jumlah paket yang ada, salah satu tenaga kerja Di Kel. Dabo yang merupakan panitia yang ada dilokasi tersebut menjawabnya dengan membalikkan pertanyaan kepada media” untuk apa mau tau jumlah penerima dan jumlah paketnya?”, begitu jawabannya, hal ini membuat media tidak mengetahui berapa jumlah keseluruhan paket yang diterima pihak kelurahan dan jumlah keseluruhan penerima paket tersebut.

Hal ini menimbulkan pertanyaan dan asumsi oleh media bahwasanya jumlah paket dan jumlah penerima bantuan tersebut terkesan sembunyi-sembunyi dimana yang ditakutkan bantuan tersebut malah dijual kepada orang-orang yang tergolong mampu. Padahal seharusnya data nama penerima,  jumlah penerima serta jumlah bantuan tersebut semestinya dapat diketahui oleh siapa saja yang bertanya baik itu dari golongan masyarakat maupun pihak media, dimana kemungkinan ada anggota keluarga atau tetangga mereka yang menerima kupon bantuan beras murah tersebut namun lupa untuk mengambilnya sehingga mereka bisa mengingatkan. Hal ini bertujuan agar adanya proses transparansi dalam memberikan bantuan tersebut.(Imam/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


satu × 7 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.