DENSI DIAZ TERIMA TRANSPORTASI AKTIVIS BUTA AKSARA DARI BUPATI LINGGA

Muhammad Nizar serahkan satu unit pompong pada Densy Diaz

KL – Selama ini terkendala oleh alat transportasi laut, pada akhirnya Densi Diaz selaku aktivis buta aksara Suku Laut di Desa Penaah Kecamatan Senayang lega, setelah satu unit pompong dengan ukuran 30 kaki dan life jacket diterima dari Bupati Lingga H Alias Wello yang diserahkan oleh Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar,

Densi Diaz ketika ditemui menuturkan, selama ini aktivitas transportasi laut di bantu oleh pihak Desa sekaligus dengan operasional, pada akhirnya dia mendapat suport langsung dari Bupati sehingga niat baiknya ingin memberantas buta aksara Suku Laut semakin mantap. “Saya perwakilan dari aktivis lainnya sangat bersyukur adanya bantuan ini. Membuat kita tambah bersemangat muntaskan buta aksara, respon bupati dan wakil bupati sangat memacu kami memberi ilmu pengetahuan pada Suku Laut yang tak pernah mengenyam pendidikan,” jelasnya,

Dia juga mengaku, sebelumnya dia bersama aktivis lainnya mengajar tulis baca di Selat Kongki, sekarang akan melanjutkan ke Ujung Beting, Mensemut, Pongok dan Kojong yang kesemuanya Suku Laut ingin mengenyam pendidikan, terutama mengetahui tulis baca. “Saya sudah mendatangi daerah Mensemut, Ujung Beting, Pongok dan Kojong mereka sangat ingin di ajari tulis baca. Adanya transportasi laut kami akan mulai mengajar seperti yang mereka inginkan,” ujar Densi Diaz lagi.

Pemgakuannya, sekarang ini pihak mereka kekurangan personil atau tenaga pengajar, sementara di lima tempat dan pulau yang berbeda jumlah yang di ajarkan sebanyak empat ratusan lebih Buta Aksara, dari anak-anak sampai orang tua, kesemuanya sangat bersemangat ingin belajar. “Kalau kita lihat, selama ini anak-anak Suku Laut terasingkan dari kehidupan sosial, sehingga mereka tidak dapat sekolah dan tidak tahu baca tulis. Kalau disegi kepintaran, bakat melukis, serta membaca puisi tidak kalahnya dengan anak-anak bersekolah lainnya. Memang cukup berbakat,” terangnya berbicara panjang lebar dengan Media ini.

Supaya masing-masing tempat dapat di datanginya, dalam satu minggu mereka akan mengajar satu kali dalam satu minggu dengan menggunakan pompong yang di berikan bantuan oleh Bupati.  Menurutnya, Suku Laut merupakan bagian dari masyarakat Kabupaten Lingga yang terlupakan, bahkan mereka adalah penduduk asli Lingga, dan kenapa sejak terbentuknya Kabupaten Lingga mereka kurang di perhatikan dari kehidupan sosial terutama mengenai pendidikan. “Meski masih terkendala dengan tempat belajar, kami memanfaatkan ruangan atau tempat yang bisa di gunakan, asalkan anak-anak dan orang tua yang ingin belajar merasa aman dan nayaman,” tuturnya lagi.

Dalam hati kecilnya, dia ingin mengangkat kehidupan sosial masyarakat Suku Laut terutama Daerah yang di ajarkannya, karena selama ini kehidupan mereka luput dari perhatian semua pihak, padahal mereka adalah penduduk Kabupaten Lingga. “Bukan hanya pendidikan mereka tertinggalkan, namun sampai saat sekarang mereka tidak memiliki Kartu Keluarga, KTP dan surat nikah. Sementra sebagian dari mereka beragama islam, jadi selama ini mereka tidak terdata di Disdukcapil Lingga,” paparnya.

Supaya para suku laut mendapat pengakuan dari pemerintah mengenai terbebaskan dari buta aksara, dia sudah mengusulkan pada bupati agar peserta didiknya mendapat piagam pendidikan dari Pemerintah Daerah, hal itu juga direspon Bupati, dengan harapan berbuat yang terbaik untuk para Suku Laut.   Sejak dia terjun menjadi aktivis buta aksara, banyak dorongan dari semua pihak dan bantuan berupa pakaian layak pakai dan peralatan tulis untuk belajar, sehingga mereka mendapat perhatian di khalayak ramai.  “Alhamdulillah bantuan-bantuan itu sudah kami terima dan diserahkan pada mereka. Kita juga berharap pihak-pihak lain ingin membantu silakan, karena mereka adalah bagian dari masyarakat Kabupaten Lingga dan setara sosial dengan masyarakat lainnya,” imbuhnya.

Penyerahan satu unit pompong, diserahkan wakil bupati didampingi staf khusus bidang ketenagakerjaan Mustazar. Sebelum dibawa, pompong sudah siap pakai tersebut di baca doa selamat terlebih dahulu oleh wakil bupati dan rombongan, setelah itu baru dibawa ke Daik dan ke esokkan hari akan di bawa ke Penaah. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


8 − lima =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.