Di Pulau Mensemut Desa Penaah Anak Suku Laut Belajar di Musholla

IMG-20180927-WA0027KL – Jauhnya sekolah induk SDN 022 di Penaah Kecamatan Senayang membuat warga mendirikan tempat belajar secara swadaya untuk proses belajar mengajar anak-anak suku laut dipulau ini.
Bunda Suku Adat Terpencil Densy Diaz, menceritakan, tingginya semangat anak-anak setempat ingin belajar membuat masyarakat Mensemut secara swadaya membangun tempat belajar khusus anak-anak Suku Laut.
Pengakuannya, sekolah yang di bangun setahun lalu sangat sederhana itu sudah roboh tertimpa pohon hingga menghancurkan harapan anak-anak Suku Laut, sekarang mereka belajar di musholla setempat.
“Kejadian ini terjadi pada tgl 17 Agustus 2018 yang lalu dan ketua RT Mensemut sudah melaporkan ke Kepala Dusun Pulau Buluh, akan  tapi belum ada tanggapan dari kepala dusun,” kata Densy, Kamis (27/9).
Dia juga menyebutkan, laporan tersebut di dapatkan dari warga setempat, dan Densy sempat kaget, karena mengapa baru sekarang di informasikan kabar itu pada dirinya.
“Kalu cepat di informasikan mungkin sudah ada solusi. Sampai sekarang belum ada titik terang untuk perbaikan ruang belajar itu, kasihan melihatnya sementra anak-anak lagi semangatnya ingin belajar,” jelasnya.
Dia juga berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga dapat memperhatikan ruang belajar tersebut, supaya mereka dapat belajar seperti sedia kala. “Sekarang mereka belajar menumpang di mushollah. Kita harap dinas dapat melihat langsung kondisi tempat belajar Suku Laut di Mensemut,” pintanya.
Sementara itu Kepala Desa Penaah Abang Marwan menambahkan, sekolah induk SDN 022 Senayang yang berada di Pulau Penaah, sedangkan kelas jauh di bangun pemerintah di Dusun Pulau Buluh
“Memang serba jauh, kalau anak-anak dari Mensemut ingin sekolah ke Penaah dan Pulau Buluh sama-sama jauh, kalau menggunakan pompong laut harus memakan waktu berjam-jam,” kata Abang Marwan, Kamis (27/9).
Supaya anak-anak di Mensemut mendapat mengenyam pendidikan, Tahun 2017 lalu, Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar meminta didirikan tempat belajar dengan menugaskan seorang guru PNS untuk mengajar.
“Memang tempat belajar sengaja dibangun swadaya dan apa adanya, di bantu pihak desa supaya anak-anak kita disana juga dapat mengenyam pendidikan. Adanya solusi itu dari wabup, karena Mensemut terdiri dari 16 kepala keluarga, dengan jumlah murid 7 orang. Kalau sekolah ke Penaah dan Pulau Buluh rasanya tidak mungkin lagi, karena tempatnya amat jauh,” ujarnya.
Terkait robohnya tempat belajar anak- anak di Mensemut, sejauh ini dia belum mendapatkan informasi dari pihak RT Mensemut karena di Mensemut tidak ada jaringan telekomunikasi untuk memberi tahu ke desa.
“Nanti saya akan koordinasikan dengan kepala dusun Pulau Buluh dan RT Mensemut supaya ada tindak lanjutnya. Saya baru hari ini mendapat informasi itu, kalau anak-anak Mensemut belajar numpang di musholla,” pungkasnya. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


5 × tiga =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.