DIDUGA SOLAR CAMPUR AIR, 9 UNIT ALAT BERAT JIM

Rusli Ismail

KL – Memang Parah, sebanyak 70 drum bahan bakar minyak (BBM) solar bercampur air, berimbas pada kerusakan alat berat dan terpaksa harus terhenti dari pekerjaannya. Solar diperuntukkan untuk percetakkan sawah seluas 100 Hektar didatangkan dari luar daerah, telah menelan kerugian pihak investasi.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Lingga Rusli Ismail mengaku, kontraktor percetakkan sawah harus menunda sementara program 100 Hektar lahan yang dilimpahkan dari Natuna oleh TNI AD beberapa waktu lalu, sekarang ini masih dalam pembukaan lahan. “Progres dilapangan terkendala akibat solar bercampur air. Informasi kita dapatkan sebanyak lima alat berat dari sembilan alat mengalami rusak serius. Sekarang masih dalam perbaikan, kapan akan kembali normal kita belum dapat memastikan,” ungkapnya.

Rusaknya alat berat membuat pekerjaan dilapangan tidak optimal. Untuk di Lingga mendpat dua percetakkan sawah, pertama pelimpahan dari Natuna seluas 100 Hektar dan kedua percetakkan sawah seluas 1300 Hektar yang tersebar di enam desa yang ada di Lingga dan Singkep, langsung dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia. “Kegiatan pertama tidak jadi masalah cuma teknis saja dilapanga. Sekarang baru menjadi kendala setelah solar 70 drum yang didatangkan bercampur air, membuat pekerjaan tidak maksimal,” tuturnya.

Pengakuannya, sampai saat ini baru 12 Hektar lahan yang baru terbuka, mencapai target, pihaknya terus menggesa percepatan percetakkan sawah dengan cara meminta pihak kontraktor mengambil langkah-langkah, karena sebanyak 20 alat berat kemarin sudah diterima, untuk menggesa lahan di Desa Bukit Langkap Kecamatan Lingga Timur.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretriat Bupati Lingga Abang Safril ketika didonfimasi dari mana minyak tersebut, dia mengaku tidak tahu, dan tidak melalui Ekbang. “Saya tidak tahu minyak solar itu dari mana, informasi yang saya dapat, solar bercampur air, dan membuat beberapa buah alat berat di Desa Bukit Langkap rusak,” ujarnya singkat.

Sudarmin Kepala Desa Bukit Langkap juga mengaku, alat berat untuk percetakkan sawah sebanyak sembilan unit, sekarang ini yang beroperasi satu unit, hal itu disebab, kondisi alat dan ada dugaan minyak solar bercampur air. “Tidak bergeraknya delapaan unit alat disebabkan kondisinya dibawah 60 persen, juga adanya dugaan solar bercamur air. Sekarang ini masih dalam perbaikan, kalau beroperasi saat ini cuma satu unit,” pungkasnya,. (mrs/Sam).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


sembilan − 8 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.