Disbudpar Minim Anggaran, Sektor Paeiwisata Lingga Lesu

Salah satu situs sejarah yang terlihat semak oleh rerumputan, terkesan terbiarkan

KL – Tidak hanya di sektor Pertanian dan Perikanan, namun sektor Pariwisata juga menjadi salah satu aset terbesar di Kabupaten Lingga bila di kelola secara maksimal. Dengan Defisitnya Anggaran APBD Kabupaten Lingga berapa tahun balakangan ini , membuat sektor Pariwisata Kabupaten Lingga semakin lesu.

Kalau dilihat setiap tahunnya, sektor Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Lingga turun derastis, hal itu disebabkan minimnya peruntukan Anggaran Dinas Prawisata membuat beberpa tempat Wisata dan Aset (Situs Sejarah) tidak terawat dengan baik.

Ada beberpa titik Situs Sejarah saat ini sangat memperihatinkan, semak dan rerumputan tumbuh di area situs, seperti situs yang berada Istana Damnah, Istana Robat, Bukit Cengkeh, Benteng Bukit Cening, Benteng Lekok Pulau Mapar, Benteng Sultan Mahmud di muara Sungai Daik dan objek wisata Pantai Pasir Panjang terkesan tidak terurus.

Tidak terurusnya titik wisata sejarah dan alam di Daik Lingga, karena Kabupaten Lingga di hantui defisit anggaran sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)  Lingga mengurangi pekerja Honorer dilapangan, sehingga membuat disalah satu tempat wisata Pemandian Lubuk Papan memakan korban, sementara jumlah Pengunjung  setelah lebaran ke tempat pemandian cukup Ramai

Terhitung dua tahun belakangan ini, objek Wisata Pemandian Lubuk Papan dan Air Terjun Resun, sudah memakan korban tiga orang. Warga Lingga-pun menuding lemahnya pengawasan dari insatnsi terkait, sedangkan Pemerintah Daerah kurang memberi perhatian serius di sektor ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga M Asward ketika di temui mengaku, masih banyaknya kelemahan disektor tersebut, baik Sumber Daya Manusia-nya (SDM), infrastruktur maupun prasarana yang diperlukan.

“Sebenarnya masalah ini sudah berulang kali kita sampaikan pada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), supaya menyediakan kekeurangan yang kita butuhkan, untuk memperkecil resiko yang akan terjadi,” ungkapnya, ketika ditemui usai rapat paripurna DPRD baru-baru ini.

Pengakuannya, sejak Kabupaten Lingga mengalami Defisit Anggaran beberapa Tahun belakangan ini, berdampak pada anggaran di Dinas yang dipimpinnya. Untuk Pengelolaan asetpun tidak terkelola dengan maksimal, baik itu keamanan maupun kenyamanan para Wisatawan yang datang. Dia berharap sekali, adanya suport Anggaran dari pemda melalui TAPD supaya pihaknya dapat berbuat lebih banyak disektor Pariwisata.

“Sekarang ini petugas yang di pemandian Lubuk Papan cuma tiga orang, jujur, dengan jumlah sebanyak itu  kita tidak mampu memberi keamanan dan kenyamanan pada pengunjung. Paling tidak kita membutuhkan sepuluh orang petugas plus sarana pendukung, untuk memberi keamanan dan pelayanan kenyamanan sehingga  memperkecil efek yang tak kita inginkan,” terangnya.

Lanjut Asward, kejadian beberapa waktu lalu, jadikan pelajaran bagi semua pihak, baik Dinas maupun Pemerintah Daerah. Dia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama memperkecil resiko, dengan kondisi sekarang ini.

“Mengantisipasi atau meminimalisir tidak terjadinya hal yang tak kita ingini, kita mengajak seluruh Masyarakat  terutama pengunjung dan orang Tua juga ikut serta mengawasi anak-anaknya yang bermain di pemandian objel Wisata, serta pengunjung tidak masuk ke Objek disaat tidak ada petugasn,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


5 × dua =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.