INVES PERKEBUNAN SAWAH SEI BESAR, HARAPAN MASYARAKAT KEDEPAN

20160422_091206

KL-  Investasi percetakan sawah di Desa Sungai Besar Kecamatan Lingga mendapat tempat di hati masyarakat. Selama ini, lahan tidur hingga mencapai Ribuan hektar tidak dapat di garap oleh masyarakat karena lahan terlalu luas untuk dibuat kebun secara perorangan.

Kepala Desa Sungai Besar Nazaruddin mengaku, percetakan sawah yang ada sekarang ini mendapat respon positif dari masyarakat. Sampai sekarang, lahan sudah di ukur untuk di jadikan sawah sebesar 732 Hektar, sudah tercetak 30 Hektar dan sudah di tanami padi seluas 19,5 Hektar.

“Alhamdulillah sekarang ini padi sudah menghijau, masyarakat tampak bersemangat. Secara pribadi sayapun tidak berani mengatakan padi tumbuh bagus, tapi saya langsung bertanya dengan ahlinya. Kalau lahan masih luas, jika ini berhasil ungkap Nazaruddin, Minggu (1/5).

Di mengaku, selama ini masyarakat memanfaatkan lahan untuk dijadikan kebun sebesar 1 Hektar, sementara lahan yang ada mencapai ribuan hektar lahan tidur. Sangat sayang sekali jika tidak di manfaatkan, untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

“Memang masyarakat kita terdiri dari 220 kepala keluarga, yang mayoritas bekerja sebagai petani sahang dan  petani sayur-sayuran, dan sebagaian kecil bekerja sebagai Nelayan.

“Karena ingin melaut jauh dan harus melalui Sungai, maka masyarakat kita di Sungai Besar lebih memelih betani, dengan memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan sumber mata pencarian sehari-hari,” jelasnya.

Adanya percetakan Sawah ini, sambung Nazaruddin, masyarakat sangat mendukung penuh, setelah MoU dengan pihak perusahaan PT Coco Indonesia Ady Indra Pawennari (perusahaan pencetak sawah), maka antar ke kedua belah pihak saling menguntungkan.

“MoU kita dengan pihak perusahan jika sudah berhasil, 70 persen buat perusahaan, 30 persen untuk masyarakat pemilik lahan. Disamping itu pula, membuka lapangan kerja buat masyarakat, salah satunya, sekarang ini masyarakat kita ada yang bekerja di sawah itu,” terangnya.

Cerita Nazaruddin, sebelum di buat sawah oleh pihak perusahaan, lahan masyarakat itu ada lahan karet dan semak belukar. Akibat kemarau berkepanjangan tahun lalu, seribuan hektar lahan hangus terbakar.

“Ada dua alasan setujunya masyarakat, lahan mereka itu di garap menjadi sawah. Pertama jika terjadi kemarau panjang lahan mudah terbakar. Kedua bila terjadi banjir, daerah itu paling mudah terkena banjir, karena datarannya terlalu rendah,” imbuhnya.

Selama ini masyarakat hanya bekerja untuk bertahan hidup dengan cara berkebun kecil-kecilan, sekarang masyarakat mulai merasa puas setelah melihat padi tumbuh subur dan menghijau, sebagai langkah awal penopang ekonomi mereka.

“Kita sangat yakin sekali, jika percetakan sawah ini berhasil, akan berdampak positif pada ekonomi masyarakat kita, dan menjadi sumber PAD Kabupaten Lingga,” pungkasnya. (Mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


× enam = 54

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.