Jembatan Penghubung Melukap Kelurahan Daek Menunggu “Maut”

KL – Jembatan penghubung Kampung Melukap Laut membahayakan, jembatan berlantaikan kayu betongkat semen tersebut sudah mulai keropos dan menunggu waktu saja akan Ambruk.
Parahnya jembatan antara Melukap Ilir menuju hulu, jembatan lebar 2,5 meter dan panjang 27 meter tersebut bagaikan menunggu naas saja, membuat Ketua Kekerabatan RT/RW Kelurahan Daik Usdiman angkat bicara.

Dikatakan, sudah dari kemarin permasalahan jembatan ini di sampaikan ke pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum supaya jembatan tersebut dapat di bangun kembali atau di lakukan perbaikan yang sifatnya sementara waktu.
“Jika ada yang jadi korban di jembatan itu, saya orang pertama yang akan maju. Karena kondisi tiang atau tongkat sudah kembahayakan, maka saya minta dinas terkait ada upaya untuk membuat langkah,” katanya kritis.
Ceritanya, jembatan penghubung tersebut di bangun melalui dana PNPM Tahun 2005 yang lalu, sampai sekarang belum ada mendapat perhatian oleh pemerintah daerah.
“Kalau papan lantai masih banyak yang bagus, tapi galang untuk meletakkan papan yang terbuat dari kayu menempel di balok beton sudah keropos. Papan lantai itu bisa di angkat,” ujarnya yang bermukim di samping jembatan itu.
Dia merasa kecewa, kenapa pihak terkait mengabaikan, apakah harus menunggu korban dahulu baru dilakukan perbaikan.
“Bukan kita mendoakan, tapi jika memang ada korban akibat jembatan itu, pemerintah daerah dan instansi terkait akan merasa malu,” celetuknya.
Senada juga di katakan Heri warga Melukap yang tinggal di samping jembatan, dia berharap dinas terkait dapat mengganti galang jembatan dan menyampul kembali tiang jembatan dari semen yang sudah banyak yang retak dan menunggu ambruk.
“Kalau papan masih bagus, galang dan tiang pagar yang sudah rusak berat. Setiap kendaraan roda dua lewat, jembatan menimbulkan suara, karena papan banyak terlepas pakunya dari rasuk jembatan,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang Kabupaten Lingga Said Nursyahdu melalui Kepala Bidang Binamarga Indra mengaku, Tahun 2019 Dinas PU tidak ada pembangunan atau perbaikan jembatan hal itu di sebabkan keterbatasan anggaran.
“Tahun depan (2019) tidak ada pembangunan jembatan, keterbatasan anggaran membuat PU tidak dapat berbuat banyak. Anggaran kita dari DAK, untuk pembangunan ruas jalan, tidak mungkin anggaran itu di alihkan,” ungkapnya melalui seluker,
Dia juga mengaku, permasalahan jembatan penghubung banyak yang harus di bangun, seperti lintas Penarik, Musai dan Melukap. Niat ingin berbuat banyak, namun semua tergantung pada anggaran.
“Banyak yang prioritas, dan harus mendapat perhatian pemerintah. Meski belum dapat kami sentuh, namun akan menjadi atensi dan PR kami di Dinas PU untuk membangun jembatan penghubung yang dianggap prioritas,” imbuhnya.
Ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/12), Indra meminta stafnya turun kembali ke lokasi untuk melihat langsung kerusakan yang di alami jembatan penghubung tersebut, dan apa saja yang harus diperbaiki jika memang urgent.
“Hari ini saya minta staf turun langsung ke lokasi untuk melakukan anakisa, apa saja yang perlu di perbaiki. Kalau saya lihat pada ganbar memang tongkat jembatan sudah retak-retak,” imbuhnya, ketika ditemui .
Sebelum menemui Dinas PU, Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar, sempat ditemui juga mengaku, kalau mengenai jembatan tersebut memang tidak dapat di anggarkan lagi, karena APBD Lingga sudah di bahas dan di sepakati DPRD Lingga untuk Tahun 2019.
“Coba koordinasi dengan Dinas PU, mudah-mudahan ada solusi, dan dapat di manfaatkan masyarakat dan tidak menimbulkan hal yang tidak kita inginkan,” tukasnya singkat, karena ingin memimpin rapat koordinasi dengan OPD di Kantor Bupati, Selasa (4/12). (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


dua × 9 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.