KL – Pengembangan yang menjadi salah satu prioritas di Kepri salah satunya adalah pengembangan untuk kawasan Pulau Rempang, Batam. Sebelumnya pada Minggu (13/08) lalu, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia turun untuk melihat langsung dan meninjau rencana pembangunan di Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi baru atau News Engine of Indonesian’s Economic Growt yang dikonsepkan “Kota Hijau dan Berkelanjutan”. Ini juga tidak lepas dari komitmen investasi dari Xinyi Internasional Investment Limited yang merupakan perusahaan dari China.
Terkait hal tersebut, Ketua BPC HIPMI Lingga, Yanuar saat ditemui pada Rabu (16/08) tadi di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga mengatakan bahwa salah satu dari rencana tersebut adalah akan dibangunnya pabrik kaca di kawasan itu.
“Saat ini group Xinyi dari China yang akan berinvestasi di Pulau Rempang itu salah satunya yang terbesarnya adalah pabrik kaca. Pabrik kaca sejauh yang kita ketahui, bahan bakunya adalah pasir silika dan kuarsa. Pasir silika dan kuarsa itu ada di Kabupaten Lingga, yang notabenenya kalau secara deposit yang pernah kita ketahui dan dapat datanya sekitar ratusan juta ton yang ada di Kabupaten Lingga,” kata Yanuar.
Namun Yanuar menegaskan kalaupun nantinya akan memakai bahan baku pasir kuarsa dari Lingga, tentunya Kabupaten Lingga tidak hanya sebatas menyediakan bahan baku saja, namun juga meminta untuk dibangun semelter di daerah ini.
“Kalau bahan bakunya di sini, kita jangan hanya sebagai penonton untuk mengantarkan bahan baku ke sana. Tetapi bagaimana sektor industri itu bisa di bangun di Lingga sebagai faktor penyangga kebutuhan pabrik kaca yang akan ada di Pulau Rempang. Minimal semelternya di bangun di wilayah Kabupaten Lingga. Artinya dengan adanya presiden dan menteri investasi yang hadir di Batam, itu juga memberikan peran atau efek pada kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai induk, gubernur mampu menerjemahkan keinginan-keinginan investor yang ada di Pulau Batam dan Kepri pada umumnya. Anggaplah pabrik kacanya di Rempang, namun semelternya dan sebagai bahan bakunya, di bangun industrinya di Kabupaten Lingga,” papar Yanuar.
Yanuar menambahkan kalau jarak tempuh dari salah satu pulau yang ada di Kabupaten Lingga dengan tempat bakal dibangunya pabrik kaca tersebut, bukanlah jarak yang sangat jauh.
“Satu hal lagi bahwa Pulau Rempang yang akan dibangun ini tidaklah jauh dengan wilayah kita. Kita sangat berdekatan dengan Pulau Rempang, salahsatunya adalah Pulau Temiang. Pulau ini ada sekitar 1.500 hektar lahan yang kita punya dan itu bisa dibangun semelter dan jarak dekat dengan Pulau Rempang. Kemudian ada beberapa lagi sumber-sumber wilayah sektor industri yang ratusan bahkan ribuan hektar yang kita miliki. Hingga bagaimana kita mencari solusi, mencari komitmen dengan tim teknisnya, seperti apa untuk berkolaborasi. Sehingga efek multi dominonya itu, efek yang di bangun di Kepri ini yang salah satunya Batam, itu bisa berdampak kepada Kabupaten Lingga,” kata Yanuar.
Yanuar tidak menginginkan Kabupaten Lingga yang mempunyai sumber daya alamnya, harus menjadi penonton saja.
“Notabenenya Kabupaten Lingga butuh sentuhan, butuh pemikiran besar untuk membangun daerah ini yang memiliki sumber daya alam yang cukup luar biasa. Jangan sampai kita jadi penonton. Seperti contoh yang pernah terjadi di provinsi-provinsi yang lain, mereka punya sumber daya alam tetapi masyarakatnya kurang merasakan dampak efek ekonomi. Harapan kita itu, salah satunya bagaimana menjadikan Kabupaten Lingga agar tidak dianggap hanya sebagai penyuplai bahan bakunya saja,” terang Yanuar.
Disinggung sejauh apa dampak kalau nantinya didapati kesepakan terkait dengan adanya pembangun semelter di Lingga, Yanuar mengatakan kalau banyak sektor yang akan ikut berkembang nantinya.
“Dampaknya adalah bagaimana ekonomi bisa tumbuh. Banyak hal ketika perusahaan atau industri hadir, ekonomi baru akan terbentuk. Wilayah-wilayah bagaimana masyarakat nantinya bisa berkembang. Dalam sektor pendidikannya akan bagus, kesehatannya akan bagus, infrastrukturnya akan bagus, pendapatannya akan bagus. Artinya kalau PAD kabupaten akan masuk besar, artinya dana kita yang akan kita perbuat kepada masyarakat akan lebih banyak, akan lebih besar lagi,” kata Yanuar.(***)